SIFAT FUNGSIONAL TELUR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telur merupakan bahan pangan
yang sempurna yakni merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki
sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna dan begizi
tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya relatif murah.
Dalam perkembangannya, telah
banyak dilakukan teknik pengolahan telur untuk meningkatkan daya tahan serta
kesukaan konsumen selain itu, pemanfaatan telur sebagai bahan pangan tidak
hanya melalui pola konsumsi langsung tetapi juga digunakan dalam berbagai
produk olahan pangan, misalnya kue, saus, puding, mayonaise, cake, salad, dan
lain-lain.
Telur dapat berfungsi untuk
meningkatkan volume dan memperbaiki kecerahan dan memberi warna kilap pada
produk olahan pangan, mengandung nutrisi, dan membentuk tekstur yang halus pada
adonan. Selain itu, dalam pengolahan pangan, protein putih telur memberikan
sifat sebagai pembentukan busa dan juga mampu mengikat berbagai bahan dasar
panggan lain seperti terigu, jagung dan lainnya yang digunakan.
Pemanfaatan
telur sebagai bahan olahan pagan membutuhkan sifat fungsional yang optimal
sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang optimal pula. Oleh
karena itu disusunlah makalah ini untuk mengetahui sifat-sifat fungsional seperti
mengenai daya busa putih telur, daya koagulasi putih telur, daya emulsi kuning
telur, dan daya koagulasi putih dan kuning telur telur sehingga dapat meningkatkan
pemanfaatan telur dalam berbagai produk olahan pangan
B.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar
mahasiswa:
1. Mengetahui
sifat-sifat fungsional telur
2. Mengetahui
produk olahan pangan yang dapat dioptimalkan dengan pemanfaatan sifat
fungsional telur.
BAB II ISI
Telur adalah bahan pangan protein hewani yang memiliki
banyak sifat fungsional yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk olahan
pagan. Berikut ini adalah beberapa sifat fungsional telur yang diperoleh
dari beberapa artikel:
1. Kaya Nutrisi
Telur adalah makanan yang mengandung semua nutrisi kecuali vitamin C, tetapi
memiliki kandungan protein yang tinggi.
2. Emulsifikasi
Kuning telur mengandung agen pengemulsi, lesitin, yang
bertindak menstabilkan emulsi antara minyak dan air. Hal ini mencegah campuran minyak
dan air dari pemisahan. Lecithin menarik partikel minyak dan air dan membentuk
lapisan tipis di sekitar mereka untuk menjaga mereka dari menyebar. Ketika
membuat mayones, yang licithin telur mengelilingi partikel minyak, mencegah
mereka dari bergabung dan pemakaian minyak. Saus mentega, seperti saus Holland
misalnya, emulsi mentega dalam kombinasi dengan air atau cuka, distabilkan
dengan licithin telur. Dalam pembuatan kue disusun dengan menggunakan metode
creaming, kualitas pengemulsi telur sangat penting untuk memastikan tekstur
ringan. Ketika kocok telur ditambahkan ke mentega krim dan gula, gula larut
dalam telur dan telur licithin menstabilkan emulsi mentega dan air. Udara di
dalam emulsi ini. Ketika dipanaskan, udara mengembang untuk memberikan tekstur
yang lebih ringan saat dipanggang.
3.
Kemampuan Berbusa
Buih adalah bentuk dispersi koloida gas dalam
cairan. Apabila putih telur dikocok maka gelembung udara akan
terperangkap dalam albumen cair dan membentuk busa. Semakin banyak udara
yang terperangkap, busa yang terbentuk semakin kaku dan kehilangan sifat
alirnya. Kestabilan buih ditentukan oleh kandungan ovomusin (bagian dari
komponen putih telur).
Kemudian dari hasil penelitian Siregar (2012) lama
penyimpanan telur ayam ras dapat mengakibatkan meningkatnya daya buih hingga
minggu ke-3, baik pada telur yang tidak dipasteurisasi, pasteurisasi dengan
menggunakan water bath maupun
pasteurisasi dengan menggunakan
inkubator. Daya buih tertinggi
terdapat pada metode pasteurisasi dengan menggunakan inkubator dengan lama
penyimpanan 3 minggu.
4. Telur Sebagai
koagulasi
Koagulasi merupakan sifat koloid yang bereaksi
membentuk gumpalan zat dari cair menjadi semi padat. Reaksi koagulasi koloid
bergabung dengan partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan
massa yang lebih besar. Koagulasi pada telur ditandai dengan kelarutan atau
berubahnya bentuk cairan (sol) menjadi padat (gel). Perubahan struktur
molekul ini dapat disebabkan oleh pengaruh panas, mekanik, asam, basa, garam,
dan perekasi garam lain seperti urea. Koagulasi karena pengaruh panas
disebabkan pemanasan pada suhu 60-70 0C. Sifat koagulasi ini
dimiliki oleh putih dan kuning telur.
5.
Kontrol Kristalisasi
Penambahan albumen ke dalam larutan gula dapat
mencegah terbentuknya gula (kristal). Keberadaan albumen tersebut
mencegah penguapan, sehingga mencegah inversi sukrosa berlebihan. Sifat
telur yang demikian, dapat dimanfaatkan dalam pembuatan gula-gula.
Penambahan telur ini memberiakan rasa di mulut manis, halus serta selalu basah
6. Telur
sebagai pemberi warna
Sifat ini hanya dimiliki oleh kuning telur.
Pigmen kuning pada telur adalah xantofil, lutein, beta karoten dan
kriptoxantin. Sifat ini banyak dimanfaatkan pada industri pembuatan es
krim, custard.
7. Telur
sebagai penjernih
Penjernihan merupakan tahap terakhir
dalam pembuatan wine yang berperan penting dalam kualitas wine yang dihasilkan.
Warna, flavor dan aroma merupakan indikator dalam tahap penjernihan. Kejernihan
merupakan salah satu kriteria kualitas yang diperlukan pada produk wine. Adanya
partikel-partikel pada suspensi tidak hanya mempengaruhi penampilan wine saja,
tetapi juga mempengaruhi aroma. Senyawa penjernih pada pembuatan wine digunakan
untuk memperbaiki kejernihan, warna, flavor dan stabilitas fisik.
Berdasarkan sifat-sifat fungsional telur, berikut ini ada
beberapa hasil olahan telur, yakni:
1.
Telur sebagai bahan utama: sarikaya, martabak telur,
omelet, acar telur, custard,telur asin, pindang telur, egg rings, eggurt/
yogurt telur, telur asap(egg jerky), the telur.
2.
Telur sebagai bahan campuran: cakes, pie, waffles,
bolu, mayonnaise dan lain-lain.
Telur merupakan sumber zat gizi yang baik
dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak maupun dewasa yang aktif. Selain
sebagai sumber pangan yang bisa dikonsumsi langsung, telur juga digunakan
sebagai ingredient dalam pengolahan produk pangan, seperti produk bakery.
Sebutir telur sebagai ingredient pangan mempunyai fungsi dalam
pembentukan struktur, pembentukan busa , koagulasi , pengemulsi serta
pengental.
Dalam pengolahan pangan. Protein putih
telur memberikan sifar pembentukan busa (foaming) karena mampu memerangkap
udara yang masuk dalam matriks protein. Protein telur juga mampu merubah bentuk
fisik telur yang cair menjadi lebih padat dan mengikat berbagai ingredients
pangan lainnya. Sifat gelasi atau pelekatan kuat dari protein memberikan
kekompakan antar ingredients.
Sifat fungsional dalam pengolahan,
didasarkan pada sifat kimia protein telur sebagai molekul yang berbentuk
lipatan 3 dimensi. Struktur lipatan 3 dimensi ini yang memberikan sifat
fungsional. Perlakuan fisik selama pengolahan, seperti pemanasan dan pengocokan
dapat menyebabkan struktur lipatan 3 dimensi protein telur terganggu dan
terbuka lipatamya. sesama protein. Ketika protein telur dipanaskan lipatanya
akan terbuka dan memanjang sehingga permukaanya menjadi lebih luas. Fenomena
ini disebut denaturasi protein. Dalam kondisi ini, asam-asam amino menjadi
mudah berikatan dengan protein telur lainnya sehingga terbentuk ikatan baru
antar protein yang berbeda. Hal ini menyebabkan protein telur menyatu dan
menggumpal (koagulasi).
Koagulasi merupakan penggumpalan protein
yang terjadi akibat adanya perlakuan panas atau perubahan pH yang mendekati
titik isoelektris protein tersebut. Titik isoelektris sendiri diartikan sebagai
nilai pH dimana muatan pada protein samadengan nol. Pada titik ini, protein
akan berkurang kelarutannya dan cenderung berikatan dengan protein lain. Hal
ini yang menyebabkan tekstur telur yang matang lebih kaku dan padat.
Pengocokan juga dapat membuka lipatan 3
dimensi protein telur. Asam amino yang menyukai air akan berikatan dengan air
yang terdapat dalam telur. Ikatan baru antar protein dan air menyebakan
perubahan struktur Lipatan protein menghasilkan jaringan protein baru yang
memerangkap udara. Putih telur mengandung protein utama yaitu albumin yang
bersifat larut air.
Albumin bersifat penstabil antara air dan
udara dalam system pangan karena struktur globularnya dapat membentuk struktur
yang kaku saat dikocok. Pengocokan yang kuat menyebakan terjadinya denaturasi
secara sempurna dan putih telur menjadi kaku karena kehilangan sifat
elastisitasnya. Apabila pengocokan dihentikan hingga terbentuk busa lembut maka
sifat elastisitas tetap ada.
Terbentuknya busa (foam) sangat dibutuhkan
untuk pengembangan saat pengocokan, udara masuk dan protein telur membentuk
struktur lapisan tipis disekitar udara tersebut sehingga terbentuk busa.
(Murwani,2010)
Selain protein, lemak pada kuning telur
memberikan sifat pengemulsi., yaitu membentuk suspense yang stabil antara dua
jenis cairan yang kurang dapat bercampur.
Emulsifier atau zat pengemulsi
didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktivitas permukaan
(surface-active agents) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface
tension) antara udara-cairan dan cairan-cairan yang terdapat dalam suatu sistem
makanan. Komponen telur didominasi oleh molekul lipoprotein dengan jumlah
komponen fosfolipid yang besar. Lipoprotein dan fosfolipid mempunyai mempunyai
gugus polar san non polar sehingga komponen dalam bahan yang bersifat polar dan
tidak polar dapat terdispersi secara homogen
BAB III KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari berbagai referensi
artikel, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Telur
adalah pakan protein hewani yang kaya nutrisi yang baik untuk tubuh.
2. Telur
memiliki beberapa sifat fungsional yakni sebagai bahan pakan kaya nutrisi, sebagai
koagulasi (cairan menjadi padat/gel), pembusa/pembuih (ditentukan
oleh kandungan ovomusin), pemberi warna (xantofil,
lutein, beta karoten dan kriptoxantin pada yolk), kontrol
kristalisasi (mencegah terbentuknya gula/kristal), dan sebagai
pengemulsi makanan (agen pengemulsi, lesitin pada yolk).
3. Pemanfaatan
telur sebagai bahan utama yakni pada: sarikaya, martabak telur, omelet, acar
telur, custard,telur asin, pindang telur, egg rings, eggurt/ yogurt telur,
telur asap(egg jerky), the telur.
4. Telur
sebagai bahan campuran: cakes, pie, waffles, bolu, mayonnaise dan lain-lain.
Comments
Post a Comment