BUDIDAYA KAMBING BEOR


BAB  1. PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang


Pemberdayaan masyarakat yang bermukim di wilayah pedesaan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya memiliki arti yang sangat penting sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dan kestabilan pembangunan. Pembangunan masyarakat pedesaan yang tidak terencana dan tertata secara baik, sehingga sebagian besar masyarakat memiliki penghasilan yang sangat rendah, dapat mengakibatkan munculnya ketimpangan dan kerawanan sosial.

Sampai saat ini diakui secara umum di Indonesia bahwa sebagian masyarakat pedesaan masih berpenghasilan rendah. Nampaknya pembangunan masyarakat yang berasaskan pemerataan dengan sistem atau pola yang diterapkan pada periode sebelumnya belum sepenuhnya dapat mengentaskan kelompok masyarakat miskin ini.

Pengembangan Kawasan ekonomi masyarakat berbasis Kambing Unggul BOER ini diarahkan untuk menjadi gerakan masyarakat menuju adanya transformasi orientasi pola hidup dari subsisten menuju pola industri di tingkat masyarakat dengan memanfaatkan dan sekaligus memperbaiki potensi dan keberdayaan masyarakat. Kegiatan yang dimaksud juga berbasis pada usaha peternakan kambing unggul BOER, dimana usaha ini merupakan usaha yang selalu berorientasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu produk-produk kambing merupakan salah satu komponen pangan yang dibutuhkan di berbagai daerah pelosok tanah air.

Pembangunan kawasan ekonomi masyarakat yang berbasis pembibitan kambing unggul ini memiliki makna yang penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat, kelestarian pembangunan daerah, serta pemerataan ekonomi masyarakat. Dalam jangka pendek kegiatan ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya wilayah dalam arti luas dan pengembangan infrastruktur penunjangnya secara optimal.

1.2.         Isu Pokok

Kambing Boer adalah salah satu kambing unggul dan pertama kali dibudidayakan di Afrika Selatan pada tahun 1900-an untuk produksi daging. Nama kambing ini sendiri, Boer, adalah bahasa Belanda yang berarti petani.
Kambing Boer jantan dewasa berumur 2-3 tahun dapat mencapai bobot antara 110-135 kg, dan kambing Boer betina dewasa antara 90-100 kg. Pertambahan berat tubuh rata-rata 0,02-0,04 kg per hari. Persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40%-50% dari berat tubuhnya.
Kambing lokal yang dipelihara di Indonesia berasal dari berbagai varietas kambing jenis perah. Jika Boer jantan dikawinkan dengan kambing lokal, baik secara alam atau dengan inseminasi buatan, hasil persilangannya (F1) yang memiliki 50% Boer sangatlah mengagumkan. Keturunan F1 ini akan membawa kecenderungan genetik yang kuat dari Boer. Besarnya tubuh dan kecepatan pertumbuhannya akan tergantung pada besarnya kambing lokal yang dikawinkan. Tergantung dari ransum pakannya, hasil silangan jantan dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg dalam waktu enam sampai delapan bulan, dengan peningkatan jumlah daging pada karkas lebih banyak dari yang dihasilkan anak kambing lokal dengan umur yang sama. Penting untuk dipahami bahwa protein membentuk otot. Penggunaan jagung, tanaman leguminosa dan rumput lokal merupakan sumber protein alami yang sangat bagus. Pada umur satu minggu, anak kambing harus disediakan pakan dari sumber yang sama dengan induknya. Meskipun mereka masih menyusu induknya, mereka akan mulai makan hijauan pada umur sangat muda. AIR MINUM TERSEDIA SETIAP SAAT ADALAH PENTING baik untuk induk maupun anaknya.

Peternak dianjurkan untuk mengkastrasi/ mengebiri semua persilangan Boer jantan. Hal ini akan mengurangi perkawinan yang tidak direncanakan dan untuk menghasilkan ternak dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi dalam mempersiapkan mereka untuk dijual sebagai pedaging. Pada umur 6 - 8 bulan, kambing Boer jantan sudah siap untuk dipasarkan. Betina 50% Boer dapat didaftarkan (diregistrasikan) ke Registrasi Kambing Boer Indonesia (Indonesia Boer Goat Registry) dan akan memperoleh Sertifikat untuk membuktikan garis keturunan (bloodlines) mereka. Pada saat kambing betina 50% Boer ini berumur kira-kira satu tahun, tergantung pertumbuhannya, ia dapat dikawinkan dengan pejantan Boer dari garis keturunan yang berbeda dengan ayahnya. Anak-anak yang lahir dari 50% Boer akan menjadi 75% Boer (F2). Kambing jantan 75% Boer hendaknya dikastrasi /dikebiri dan dijual untuk dagingnya. Betina 75% Boer, saat berumur satu tahun, dapat dikawinkan dengan pejantan Boer dari garis keturunan yang berbeda dengan ayah atau kakeknya. Ia akan menghasilkan anak-anak 88% Boer (F3). Generasi selanjutnya (F4) adalah 94% Boer dan generasi kelima (F5) adalah 97% Boer. Pada generasi kelima (97%) sertifikat registrasinya akan menunjukkan ternak tersebut sebagai "Kambing Boer Bangsa Murni" ("Purebred Boer Goat").

Istilah "Kambing Boer Bangsa Murni" akan digunakan oleh Registrasi Kambing Boer Indonesia jika seekor kambing sudah mencapai paling tidak generasi kelima baik dari sisi induk maupun pejantan berdasarkan catatan silsilahnya. Istilah "Breed-up" akan digunakan jika jenis kambing lain disilangkan dengan pejantan Boer, dan setiap generasi berikutnya selalu dikawinkan dengan pejantan kambing Boer. Setiap betina breed-up dapat diregistrasi. Pejantan HANYA dapat diregistrasi jika sudah mencapai generasi kelima (97%) dan disebut sebagai "Boer Bangsa Murni" dan digunakan sebagai bibit.

1.3.          Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk  dapat mengetahui dan memahami:
·         Karakteristik dari kambing Boer, baik jantan maupun betina
·         Keunggulan dari kambing Boer
·         Kelemahan dari kambing Boer
·         Peranan kambing Boer dalam peternakan di Indonesia
·         Strategi pengembangan kambing Boer

1.4.         Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah untuk:
1.      Mengetahui dan memahami karakteristik dari kambing boer, baik jantan maupun betina
2.      Mengetahui dan memahami keunggulan dari kambing Boer
3.      Mengetahui dan memahami kelemahan dari kambing Boer
4.      Mengetahui dan memahami peranan kambing boer dalam peternakan di Indonesia
5.      Mengtahui dan memahami strategi pengembangan kambing Boer














BAB  II. PERANAN



2.1. Deskripsi
Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang ter-registrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg pada umur lima hingga enam bulan, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 - 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya.

Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.

Kambing Boer umumnya bertubuh putih dan kepala warna coklat. Kambing ini bertubuh lebar, panjang, berkaki pendek, berhidung cembung, dan bertelinga panjang menggantung. Kambing unggul ini terkenal jinak, pertumbuhannya cepat, dan tingkat kesuburannya tinggi. Kambing Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat. Pundaknya luas dan bagian belakangnya dipenuhi dengan otot yang padat. Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat C) hingga sangat panas (43 derajat C) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan.

Kambing ini juga tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah kambing ini adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, rumput berdaun lebar, dan tanaman semak daripada rumput biasa.

Kambing Boer jantan senang sekali kalau digaruk dan digosok di bagian belakang telinga, punggung dan sisi perutnya. Kambing jenis ini mudah ditangani dengan memegang tanduknya dan juga dapat dilatih dituntun dengan tali. Namun demikian, sebaiknya jangan mendorong bagian depan kepalanya karena mereka akan menjadi agresif.

Kambing Boer jantan tidak mengenal musim kawin. Dengan kata lain, kambing ini bisa kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Baunya yang tajam sangat memikat kambing betina. Seekor pejantan dapat aktif kawin pada umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak melayani lebih dari 8-10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2-3 tahun) dapat melayani 30 hingga 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Semangat kawin kambing ini berkisar 7-8 tahun.
Kambing Boer betina tumbuh seperti Boer jantan tapi sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Kambing Boer betina juga sangat jinak. Kambing betina dapat dikawinkan pada umur 10-12 bulan. Masa kebuntingan kambing ini 5 bulan dan mampu melahirkan anak tiga kali dalam dua tahun. Betina berumur satu tahun dapat menghasilkan 1-2 anak. Setelah beranak pertama, kambing Boer betina biasanya akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat. Kambing Boer betina mempunyai dua hingga empat puting tapi kadang-kadang tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang tidak mengenal musim kawin, kambing ini dapat dikawinkan lagi tiga bulan setelah melahirkan. Birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat. Boer betina mampu menjadi induk hingga selama 5-8 tahun. Baik kambing Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk.

2.2. Kelebihan

Para peternak dan pakar peternakan sepakat menyimpulkan bahwa kambing tipe pedaging sejati adalah kambing Boer. Kambing Boer memiliki badan yang bulat montok, panjang, dalam, dan lebar. Selain itu, kadar lemak jahat atau lemak jenuh daging kambing Boer juga paling rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak lainnya. Menurut data Asosiasi Kambing Boer Amerika (http://www.abga.org/nutritional.php), kadar lemak jenuh daging kambing Boer hanya 0,79 gr, daging ayam 1,1 gr, daging sapi 6,8 gr, daging domba 7,3 gr, dan daging babi 8,3 gr. Singkatnya, daging kambing Boer sangat empuk, enak, dan sehat.
kambing ini tipe pedaging; bentuknya kompak, warna bulu bagian tubuh putih dan bagian leher sampai kepala coklat, berat dewasa jantan mencapai 140 kg, berat lahir tinggi 4-5 kg, tipe kelahiran rata-rata 2 (twins), pertumbuhan cepat, mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, rendah lemak, toleransi dengan pakan berkualitas rendah.

Kambing unggul ini terkenal jinak, pertumbuhannya cepat, dan tingkat kesuburannya tinggi. Kambing Boer jantan dewasa berumur 2-3 tahun dapat mencapai bobot antara 110-135 kg, dan kambing Boer betina dewasa antara 90-100 kg. Pertambahan berat tubuh rata-rata 0,02-0,04 kg per hari. Persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40%-50% dari berat tubuhnya.

Kambing Boer jantan bila di silangkan dengan kambing lokal pada keturunan pertama (F-1) mempunyai keunggulan: Berat lahir  (30-40 %) lebih tinggi berat lahir kambing lokal; Pertambahan berat badan per hari umur sebelum sapih mencapai 200 gr/hari, umur setelah disapih 125-150 gr/hari, warna bulu masih bervariasi.

Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat C) hingga sangat panas (43 derajat C) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Kambing ini juga tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah kambing ini adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, rumput berdaun lebar, dan tanaman semak daripada rumput biasa. Kambing Boer jantan tidak mengenal musim kawin. Dengan kata lain, kambing ini bisa kawin di bulan apa saja sepanjang tahun. Baunya yang tajam sangat memikat kambing betina.

2.3. Kelemahan

Harga kambing Boer di Indonesia saat ini masih sangat jauh di atas daya beli peternak Indonesia. Menurut informasi dari salah satu perusahaan peternakan di Lampung, harga kambing Boer jantan dengan tinggi 55 cm dan berat 50 kg adalah Rp8 – Rp20 juta per ekor; kambing Boer betina dengan tinggi 55 cm dan berat 35 kg Rp6 – Rp15 juta per ekor. Harga yang luar biasa mahal. Dengan uang enam jutaan rupiah, seorang peternak di Padang sudah bisa membeli seekor bakalan sapi Simental umur enam bulan yang diantar langsung ke lokasi.

Harga kambing Boer masih sangat mahal untuk ukuran peternak Indonesia. Harga kambing pedaging paling unggul ini berkisar Rp8 sampai Rp20 juta per ekor kambing Boer jantan berbobot minimal 50 kg. Harga per ekor kambing Boer betina dengan bobot minimal 35 kg berkisar Rp6 sampai Rp15 juta. Harga yang luar biasa mahal ini mungkin disebabkan kenyataan bahwa populasi kambing ini di Indonesia belum banyak dan para importir belum kembali modal atau belum mendapat keuntungan memadai dari uang yang telah mereka keluarkan untuk mengimpor langsung kambing Boer dari Australia.

Oleh karena itu, para peternak Indonesia kesulitan mendapatkan trah kambing pedaging unggul ini karena memang masih sangat langka perusahaan Indonesia yang mengimpor kambing Boer dari luar negeri dan menjualnya sebagai bibit bagi para peternak maupun calon peternak kambing.

2.4. Peranan Di dalam Peternakan Di Indonesia

Kambing dapat dimanfaatkan daging dan susunya. Kambing yang diternakkan dengan tujuan utama produksi daging dinamakan kambing pedaging, kambing yang diternakkan dengan tujuan utama produksi susu dinamakan kambing perah. Untuk meningkatkan produksi daging kambing, peternak biasanya memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan daging. Begitu pula, untuk meningkatkan produksi susu kambing, peternak memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan susu. 

Pembangunan sektor pertanian dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi, senantiasa didorong untuk mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, hal ini tercermin dari visi yang telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian, sedangkan dalam misi pembangunan peternakan antara lain adalah memfasilitasi penyediakan pangan asal ternak yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitasnya, memberdayakan SDM agar menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi, menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan pendapatan, membantu menciptakan lapangan kerja, dan melestarikan serta memanfaatkan sumberdaya alam pendukung peternakan.
Salah satu komoditas perternakan yang memenuhi kriteria seperti pada visi daan misi di atas salah satu nya adalah komoditas kambing. Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak bangsa ternak yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat dari 300 bangsa kambing yang tercatat, 81 bangsa kambing telah teridentifikasi dengan baik sehingga dari performa fisik dapat dibedakan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya.

Industri Kambing Boer Indonesia memiliki masa depan yang positif dan cerah. Dengan pengenalan Kambing Boer ke Indonesia, hal ini berarti peternak sekarang dapat menghasilkan ternak pedaging kualitas teratas dalam waktu lebih singkat dengan jumlah daging lebih banyak. Bangsa pasar untuk daging kambing, baik pasar lokal atau internasional terbuka sangat lebar. Di negara tetangga, Malaysia, peternakan kambing Boer sudah berkembang pesat. Kalau peternakan kambing Boer bisa berkembang pesat di Malaysia, pasti peternakan kambing Boer juga bisa berkembang lebih pesat di Indonesia mengingat iklim kedua negara yang sama namun lahan di negara kita sangat jauh lebih luas dan subur.

2.5. Strategi Pengembangan

Untuk pengembangan peternakan kambing Boer diperlukan suatu mekanisme peningkatan jumlah kambing Boer salah satunya, dengan cara:
1)      Dengan cara persilangan dengan kambing lokal
Jika Boer jantan dikawinkan dengan kambing lokal, baik secara alam atau dengan inseminasi buatan, hasil persilangannya (F1) yang memiliki 50% Boer sangatlah mengagumkan. Keturunan F1 ini akan membawa kecenderungan genetik yang kuat dari Boer.
2)      Dengan cara pemberian ransum seimbang
Tergantung dari ransum pakannya, hasil silangan jantan dapat mencapai berat dipasarkan 35 - 45 kg dalam waktu enam sampai delapan bulan, dengan peningkatan jumlah daging pada karkas lebih banyak dari yang dihasilkan anak kambing lokal dengan umur yang sama.















BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Kambing Boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat.
2.      Boer jantan bertubuh kokoh dan kuat sekali. Pundaknya luas dan ke belakang dipenuhi dengan pantat yang berotot. Kambing Boer jantan tidak mengenal musim kawin.
3.      Boer betina tumbuh seperti jantan, tetapi tampak sangat feminin dengan kepala dan leher ramping. Ia sangat jinak dan pada dasarnya tidak banyak berulah. Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk.
4.      Kambing Boer adalah kambing pedaging sejati dengan  kadar lemak jahat atau lemak jenuh daging kambing Boer juga paling rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak lainnya.
5.      Kambing Boer di Indonesia masih jarang diternakan oleh peternak indonesia karena harganya yang masih relatif mahal.
6.      Industri Kambing Boer Indonesia memiliki masa depan yang positif dan cerah. Dengan pengenalan Kambing Boer ke Indonesia, hal ini berarti peternak sekarang dapat menghasilkan ternak pedaging kualitas teratas dalam waktu lebih singkat dengan jumlah daging lebih banyak. Bangsa pasar untuk daging kambing, baik pasar lokal atau internasional terbuka sangat lebar.

IV. SARAN



1)      Bagi para peternak pemula yang ingin memulai usaha ternak kambing Boer sebaiknya lebih dahulu mengetahui dan memahami karakteristik kambing Boer tersebut
2)      Bagi peternak pemula yang ingi berternak kambing Boer namun dengan modal yang sedikit,  ada alternatif lain,  kita dapat memelihara kambing Boerawa dan/atau kambing Boerka. Kambing Boerawa adalah kambing hasil persilangan antara kambing Boer jantan dan kambing Etawa atau Peranakan Etawa betina. Kambing Boerka adalah kambing hasil perkawinan silang kambing Boer jantan dan kambing Kacang betina.

















PERANAN KAMBING BOER DALAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN DI INDONESIA
(Makalah Pengantar Ilmu Peternakan)










Oleh :
Nia Yuliyanti
1114141054






JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011

Comments

  1. harga boer sekarang ini sudah bisa dijangkau...purebrednya bisa mencapai 5 jutaan. Namun purebred tidak akan pernah mencapai fullblood (100%), yg mana masih bertahan lebih dari 20 juta perekornya dan sudah bersama sertifikat langsung dari australia. Yang mana perinciannya 3juta harga dari perternaknya di australia, 1 juta untuk biaya karantina di australia, 2 juta untuk bikin kerangkeng kirim ( angka ini didapat dari hasil pembagian dari biaya pembuatan 1 kerangkeng yang menghabiskan $A8000 - Rp. 80 Juta - yang bisa menampung 40 ekor)...selebihnya?? Untuk para 'oknum' di indo yang berjumlah RP 14 juta.

    ReplyDelete
  2. :) trimakasih informasinya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS

BIOSECURITY DAN LAYOUT KANDANG