GRUP & ORGANISASI SOSIAL


KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL

(Laporan Sosiologi Pertanian)




Oleh :

   Nia Yuliyanti  (1114141054)










JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS LAMPUNG
2012
BAB 1
ISI

A.    Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu perikatan sosial dan kultural, berikut ini adalah pendapat beberapa ahli mengenai kelompok sosial.
Ø  Sherif Musharif
Kelompok sosial adalah merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua kelompok atau individu yang telah mengadakan interaksi sosial dengan intensif, terdapat pembagian tugas, struktur dan norma norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut.
Ø  Menurut Sorjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
Ø   Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama
Ø  Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt.
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

B.     Ciri – Ciri Kelompok Sosial

Ø  Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain
Ø  Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
Ø  Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
Ø  Memiliki kepentingan bersama
Ø  Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

C.    Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama dalam memnuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memnuhinya, sehingga itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjai akan membentuk sebuah kelompok
Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – msaing anggota (siap menjadi ketua atau anggota)
Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjad
Faktor-faktor yang membentuk
Ø  Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
Ø  Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
Ø  Faktor geografis
Ø  Faktor daerah asal yang sama

D.    Klasifikasi Kelompok Sosial

1)      Klasisikasi menurut cara terbentuknya
Ø  Kelompok semu, terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
a)      Tidak direncanakan
b)      Tidak terorganisir
c)      Tidak ada interaksi secara terus menerus
d)     Tidak ada kesadaran berkelompok
e)      Kehadirannya tidak konstan
Ø  Kelompok semu dibagi menjadi :
a)      Crowd (kerukunan)
b)      Publik
c)       Massa
Ø  Crowd, dibagi lagi menjadi :
a)      Formal audiency / pendengar formal
Ex:      Orang-orang mendengarkan khotbah
Orang-orang nonton di bioskop
b)      Planned expressive group
Kerumunan yang tidak begitu mementingkan pusat perhatian tetapi mempunyai persamaan tujuan

c)      Inconvenient Causal Crowds
Kerukunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama.
Ex : orang antri tiket kereta api
d)     Panic Causal Crowds
Kerukunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
e)      Spectator Causal Crowds
Kerukunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
f)       Ecting Low less Crowds
Kerukunan emosional, ex : orang demo
g)      Immoral low less crowds
orang-orang tak bermoral
Ex : minum-minuman

Ø  Publik, sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama denganmassa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv dan pengeras suara.

Ø  Massa, merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hamper sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan.  Ex : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
2. Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
Ø  Ciri-ciri Kelompok Nyata :
a)      Kelompok Statistical Group
b)      Kelompok statistic biasanya terbentuk karena dijadikan sasaran penelitian oleh ahli-ahli ststistik untuk kepentingan penelitian.
Ø  Ciri-ciri kelompok statistik :
a)      Tidak direncanakan, tetapi bukan berarti sangat mendadak melainkan sudah terbentuk dengan sendirinya.
b)      Tidak terorganisir
c)      Tidak ada interaksi terus menerus
d)     Tidak ada kesadaran berkelompok
e)      Kehadirannya konstan

3.      Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societa memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.



4.      Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
5.      Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
a)      Direncanakan
b)      terorganisirada interaksi terus menerus
c)      ada kesadaran kelompok
d)     kehadirannya konstan

Ø  Klasifikasi Menurut Kualitas Hubungan Antar
a)      Kelompok Primer (Primary Group)
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal.
Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan
b)      Kelompok Sekunder (secondary Group)
Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat.
Contoh : sekolah, PGRI

Ø  Klasifikasi Menurut Pencapaian Tujuan
a)      Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.
Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
b)      Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.

Ø  Klasifikasi menurut pendapat K. Merthon
a)      Membership Group
Merupakan kelompok sosial yang setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Contoh : Anggota OSIS
b)      Reference Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya sesuai dengan kelompok acuan tersebut.
Contoh : Anggota ABRI

Ø  Klasifikasi menurut sudut pandang individu
a)      In Group
Merupakan kelompok sosial tempat individu mengidentifikasikan diri.
b)      Out Group
Merupakan kelompok sosial yang menjadi lawan dari in group

Ø  Dinamika Kelompok Sosial
Yaitu suatu proses perkembangan dan perubahan akibat adanya interaksi dan interdependensi baik antar anggota kelompok maupun antara suatu kelompok dengan kelompok lain.

E.     Proses Perkembangan Berbagai Kelompok Sosial
Ø  Kelompok kekerabatan, berasal dari kelompok / satuan keluarga inti, kemudian berkembang menjadi keluarga luas, yang dikenal dengan nama kerabat / kekerabat. Keluarga inti (nuclear family), keluarga luas (extended family)
Ø  Kelompok Okupasional / profesi
Kelompok tradisional, berkembang ke modern
Ø  Kelompok Volunter Suka relawan
Ex :Komite Independen Pemantau Pemilo (KIPP)
Ø  Masyarakat pedesaan (Rural Comunity)
Masyarakat desa merupakan kelompok primer, memiliki struktur sosial yang tradisional sehingga perkembangan dan perubahannya relatif lambat / statis.
Ø  Masyarakat Kota (Urban Comunity)
Masyarakat kota memiliki tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya lebih dinamis. Masyarakat kota mempunyai daya tarik bagi masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi.

F.     Pengertian Organisasi Sosial
Secara  sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi organisasi menurut beberapa ahli :
Ø  ROSENZWEIG
Organisasi dapat dipandang sebagai :
a)      Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
b)      Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama
c)      Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama

Ø  MATTHIAS AROEF
Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai tujuannya.

Ø  PFIFFNE dan SHERWOOD
Organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis.
Ø  BAKKE
Organisasi merupakan  sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan
Ø  ALLEN
Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.

G.    Ciri-Ciri Organisasi Sosial
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø  Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

Ø  Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

Ø  Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.

Ø  Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
Ø  Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.

Ø  Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

Ø  Keanggotaan  formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.


H.    Alasan berorganisasi
Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi:
Ø  Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi.
Ø  Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: 
a)      Dapat memperbesar kemampuannya
b)      Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi.
c)      Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.

I.       Tipe-Tipe Organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
o   Organisasi Formal / Resmi
Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
o   Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
  • Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
  • Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
o   Contoh Organisasi Informal :
a)      Arisan ibu-ibu
b)      Orang-orang di kendaraan umum
c)      Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola
J.      Struktur Organisasi Sosial Formal

1.      Unsur – unsur struktur
d)     Spesial kegiatan
e)      Standarisasi kegiatan
f)       Koordinasi kegiatan
g)       Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
h)      Ukuran satuan kerja
2.      Dimensi- dimensi dasar struktur organisasi formal
a)      Pembagian kerja
o   Relatif dapat menurunkan keterlibatan kerja, maupun kerja karyawan
o     Menimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton
o   Mengakibatkan tingkat komitmen karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi.
o   Dapat mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. 
b)      Wewenang
o   Hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu.
c)       Kekuasaan
o   Kemampuan untuk melakukan hak yang terjadi dalam wewenang
d)     Tanggung jawab
o   Kewajiban untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi atau kewajiban seorang bawahan yang diberi tugas atasannya untuk melakukan sesuatu yang diinginkan atasan tersebut. 
e)       Rentang kendali
o   Berapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
f)        Struktur tall
o   Mempunyai rentang kendali sedikit / sempit
o   Hanya sedikit jumlah karyawan yang berada di bawah kendali seorang atasan sehingga memungkinkan pengawasan dan disiplin yang ketat.
o   Diterapkan dalam struktur klasik
g)       Struktur flat
o   Mempunyai rentang kendali melebar / banyak dalam hal rentang kendali dan tingkatan manajemen.
h)      Hubungan lini dan staff
i)        Komunikasi dalam organisasi
j)         Sentralisasi dan desentralisasi,
Sentralisasi wewenang terjadi bila wewenang dipegang atau dipusatkan pada seseorang atau beberapa orang. Desentralisasi wewenang terjadi bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi.
k)      Rantai wewenang scalar
Berhubungan dengan jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dan secara otomatis ada kapan saja seorang individu dijadikan bawahan pada seorang atasan. Untuk membedakan tingkatan wewenang dalam organisasi adalah semakin tinggi tingkatan semakin besar wewenang.
l)         Kesatuan perintah
Bertujuan untuk memudahkan koordinasi.










BAB II
PEMBAHASAN

1.      Contoh Kelompok Sosial
Kelompok sepermainan
Contoh Pada masa anak-anak, biasanya terbentuk kelompok atau geng anak memegang peranan penting dalam perkembangan sosial. Jika pada masa anak-anak  awal terbentuk kelompok bermain yang terbentuk secara spontan, informal dan sementara, sedangkan kelompok yang terbentuk pada remaja mempunyai struktur yang lebih tegas dan formal. Ada yang menjadi pemimpin dan pengikut. Mereka melakukan beberapa aktivitas seperti bermain, hiburan, minat dan hobi, bahkan kadang mencoba menggangu orang lain. Kelompok pada masa ini  merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhannya.
Dimana terdapat Pengaruh kelompok tersebut terhadap sosialisasi anak yang  dilakukan dalam hal :
·         Membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilku yang dapat diterima secara sosial dan kelompoknya.
·          Membantu anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala nilai untuk melengkapi atau mengganti nilai orang tua yang sebelumnya cenderung diterima anak sebagai kata hati yang otoriter.
·         Mempelajari sikap sosial yang pantas melalui pengalamannya dalam menyukai orang dan cara menikmati kehidupan serta aktivitas kelompok melalui persahabatan dengan teman-teman sebaya.

Melalui permainan atau bermain, anak tidak hanya memperoleh kesenangan tetapi mereka juga dapat mempelajari sesuatu. Permainan atau bermain mempunyai empat manfaat yaitu :
·         Latihan fungsi baik fungsi motorik maupun kognitif.
·         Saran sosialisasi, anak dapat belajar bekerjasama dan saling tolong menolong dalam bermain.
·         Mengukur kemampuan terutama untuk permainan yang dilombakan.
·         Menempa emosi/sikap melalui kegiatan untuk mentaati aturan permainan dan bersikap sportif.
Penyesuaian sosial berarti keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya. Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajai berbagai keterampilan seperti kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

2.      Contoh Organisasi Sosial
o   Formal

OSIS, merupakan organisasi kesiswaan di sekolah Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah:
Masing-masing mempunyai pengertian:
a)organisasi merupakan bentuk kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama,yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
b)Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
c)Intra adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasisiswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d)Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secaraberjenjang dan bersinambungan

Secara Organisasi OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidakmempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadibagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

Secara fungsional dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaankesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu :Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.

Secara SistemApabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupanberkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSISdipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalamupaya menciptakan suatu organisasi yang mengadakan koordinasi dalam upayamenciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.

Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok:
o    berorientasi pada tujuan.
o    memiliki susunan kehidupan kelompok
o    memiliki sejumlah peranan.
o    terkoordinasi dan
o    berkelanjutan dalam waktu tertentu.

o   Non formal
Arisan, kelompok orang yang mengumpul uang secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian, namun ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian.

BAB III
KESIMPULAN
1.    Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi. Contoh: teman sepermainan

2.    Ciri – Ciri Kelompok Sosial yakni: merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain, memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu, memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya. memiliki kepentingan bersama, dan adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

3.    Organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik.

4.    Ciri-ciri organisasi:
o   Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
o   Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
o   Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
o   Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
o   Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas.
o   Memiliki identitas yang jelas.
o   Keanggotaan  formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

5.      Tipe-Tipe Organisasi, Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal
o   Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Contoh: OSIS
o   Organisasi informal, keanggotaan pada organisasi- dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh: Arisan








                                


DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
                        Persada.
Konziank, Sari. Modul Pengantar Sosiologi“organisasiNsosial”. Pusat Pengembangan  Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.
              Diakses pada 26 April 2012, pukul 0:02 WIB
               Diakses pada 26 April 2012, pukul 1:15 WIB




Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS