LEMBAGA SOSIAL
(Laporan Sosiologi Pertanian)
Oleh :
Nia Yuliyanti (1114141054)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS LAMPUNG
2012
BAB I
ISI
A. Pengertian Lembaga Social
Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga social (institutation) bukanlah sebuah bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi. Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu
Pendapat para tokoh tentang Difinisi Lembaga social :Menurut
Koentjaraningkrat : lembaga sosial adalah suatu system tatakelakuan dan hubungan yang at kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga sosial adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, Lembaga sosial adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.
B. Tipe-Tipe Lembaga Social
1. Berdasarkan sudut perkembangan
· Cresive institution yaitu istitusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contoh institusi agama, pernikahan dan hak milik.
· Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya institusi pendidikan
2. Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat.
· Basic institutions yaitu institusi social yang dianggap penting untuk memlihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya keluarga, sekolah, Negara dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
· Subsidiary institutions yaitu institusi social yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat.
3. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat .
· Approved atau social sanctioned institutions yaitu institusi social yang diterima oleh masayarakat misalnya sekolah atau perusahaan dagang.
· Unsanctioned institutions yaitu institusi yang ditolak masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh organisasi kejahatan.
4. Berdasarkan sudut penyebarannya.
· General institutions yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat. Contohnya institusi agama.
· Restrikted institutions intitusi social yang hanya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu, contoh islam, protestan, dan katolik.
5. Berdasrkan sudut fungsinya
· Operative institutions yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh institusi ekonomi
· Regulative institutions yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tatakelakuan dalam masyarakat. Contoh institusi hukum dan politik seperti pengadilan dan kejaksaan.
C. Karakteristik Lembaga Sosial
1. unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian atau konsep pranata sosial, seperti: berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia dalam hidup bermasyarakat.
2. merupakan organisasi yang relatif tetap dan tidak mudah berubah
3. merupakan organisasi yang memiliki struktur, misalya adanya status dan peran.
4. merupakan cara bertindak yang mengikat.
Gillin dan Gillin mengemukakan ciri-ciri pranata sosial sebagaimana dikutip oleh Selo Soemadjan dan Soelaiman Soemardi (1964) dan Koentjaraningrat (1979) yang ringkasannya sebagai berikut:
1. Pranata sosial merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan perilakuan yang terwujud sebagai aktivitas warga masyarakat yang berpijak pada suatu “nilai tertentu” dan diatur oleh: kebiasaan, tata kelakuan, adat istiadat maupun hukum.
2. Pranata sosial memiliki tingkat kekekalan relatif tertentu. Pranata sosial pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu sehingga tidak cepat lenyap dari kehidupan bermasyarakat. Umur yang relatif lama itu karena seperangkat norma yang merupakan isi suatu pranata sosial terbentuk dalam waktu yang relatif lama dan tidak mudah, juga karena norma-norma tersebut berorientasi pada kebutuhan pokok, maka masyarakat berupaya menjaga dan memelihara pranata sosial tersebut sebaik-baiknya, apalagi kalau pranata tersebut berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi
3. Pranata sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan yang ingin dicapai atau diwujudkan.
4. Memiliki alat-alat perlengkapan baik keras (hardware) maupun lunak (soft ware) untuk mencapai atau mewujudkan tujuan-tujuan dari pranata sosial. Karena masing-masing pranata memiliki tujuan yang berbeda-beda, maka perlengkapannyapun berbeda antara satu pranata dengan pranata lainnya. Perlengkapan dalam pranata keluarga berbeda dari perlengkapan pada lembaga pendidikan, ekonomi, politik, maupun agama
5. Memiliki simbol atau lambang tersendiri. Lambang, di samping merupakan spesifikasi dari suatu pranata sosial, juga sering dimaksudkan secara simbolis menggambarkan tujuan atau fungsi dari suatu pranata. Lambang suatu pranata sosial daat berupa gambar, tulisan, atau slogan-slogan, yang dapat merupakan representasi ataupun sekedar menggambarkan spesifikasi dari pranata sosial yang besangkutan. Misalnya Burung Garuda atau Bendera Merah Putih dapat merepresentasikan Indonesia, sedangkan gambar buku dan pena merupakan gambaran dari spesifikasi suatu lembaga pendidikan.
6. Memiliki dokumen atau tradisi baik lisan maupun tertulis yang berfungsi sebagai landasan atau pangkal tolak untuk mencapai tujuan serta melaksanakan fungsi
D. Fungsi Lembaga Sosial
Oleh Soejono Soekarto di ungkapkan bahwa lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
3. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
1. Fungsi Manifest atau fungsi nyata, Yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat.
2. Fungsi Laten atau fungsi terselubung, Yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak di sadari atau bahkan tidak di kehendaki atau jika di ikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.
E. Tujuan Lembaga Sosial
Menurut Kontjaraningrat, tujuan lembaga sosial adalah:
1. Lembaga sosial yang memenuhi kebutuhan sosial dan kekerabatan (domestic institution) Contoh: perkawinan, keluarga dan pengasuhan anak.
2. Lembaga sosial yang berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, dan memdistribusikan barang. Contoh: pertanian, perikanan, perternakan, koprasi dan perdagangan.
3. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan. Contohnya, SD, SMP, SMA, perguruan tingi, tempat-tempat kursus, dan pesantren.
4. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manuaia (scientific institution) Contohnya: ilmu pengetahuan, metode ilmiah, dan penelitian.
5. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohani atau batin dalam dalam menyatakan rasa keindahan dan kreasi.
6. Lembaga sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan (religious institution), contoh: pura, mesjid, gereja, mecaru, odalan, mekarya, tahlilan, kebaktian dan sebagainya.
7. sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan untk mengatur kehidupan berkelompok serta bernegara (political institution) contoh: pemerintahan, kepolisian, kehakiman, dan partai politik.
8. Lemaga sosial uyang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani manusia (somatic institution) contoh: pemeliharaan kesehatan, kecantikan, dan kedokteran.
F. Proses Pertumbuhan Lembaga Social
Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
1. Secara Tidak Terencana.
Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya
2. Secara Terencana
Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk lembaga social.
G. Peranan Lembaga Sosial
Lembaga berkembang berangsur-angsur dari kehidupan manusia. Bila kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan, dan disetujui, maka perilaku itu telah melembaga. Pelembagaan (institutionalization) terdiri dari penetapan norma-norma yang pasti menentukan posisi status dan fungsi peranan untuk perilaku. Seperangkat hubungan sosial melembaga apabila sudah dikembangkan suatu sistem yang teratur tentang status dan peran, serta sistem harapan status dan peran sudah umum dimasyarakat.
Peran yang dilembagakan adalah seperangkat harapan perilaku yang membatasi kebebasan seseorang untuk memilih. Peran yang melembaga adalah peran yang telah dibakukan, disetujui, dan diharapkan, biasanya dipenuhi dengan sungguh-sungguh dapat dirasakan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu.
Lembaga-Lembaga Sosial Dasar
Lembaga sosial memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat yaitu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dalam pemenuhan kebutuhan. Ada lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks, yaitu lembaga keluarga, keagamaan, pemerintahan (politik), perekonomian, dan pendidikan
1. Lembaga Keluarga
Keluarga adalah unit social yang terkecil dalam masyarakat. Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan. Keluarga merupakan kelompok terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan atau tanpa anak (keluarga batih). Individu yang baru lahir ke dunia tidak dapat langsung terjun atau berinteraksi ke masyarakat. Berinteraksi dengan orang-orang terdekat atau keluarga merupakan sebuah permulaan. Terdapat pembedaan tipe keluarga, yaitu kelurga orientasi dan prokreasi. Keluarga orientasi adalah keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan, sedangkan keluarga prokreasi adalah keluarga yang dibentuk seseorang dengan jalan menikah dan mempunyai keturunan. Keluarga juga dibedakan lagi menjadi kelurga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih itu sendiri hanya terdiri dari ayah, ibu dan atau tanpa anak, sedangkan keluarga luas terdiri dari keluarga batih ditambah nenek, kakek, paman, bibi, sepupu, dan sebagainya. Dalam membentuk keluarga, kita harus melalui yang namanya perkawinan, yaitu pola sosial yang disetujui dengan dua atau lebih untuk membangun keluarga. Perkawinan sendiri terdapat dua macam, yaitu endogami dan eksogami. Endogami adalah perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang berasal dari satu atau dalam kelompok yang sama. Sedangkan eksogami yaitu perkawinan antara laki-laki dan perempuan dari kelompok yang berbeda atau salah salah satu mempelai berasal dari luar kelompok masyarakat tersebut.
Proses terbentuknya Keluarga. Pada umumnya keluarga terbentuk melalui perkawinan yang sah menurut agama, adat atau pemerintah dengan proses seperti dibawah ini :
a. Diawali dengan adnya interaksi antara pria dan wanita
b. Interaksi dilakukan berulang-ulang, lalu menjadi hubungan social yang lebih intim sehingga terjadi proses perkawinan.
c. Setelah terjadi perkawinan, terbentuklah keturunan , kemudian terbentuklah keluarga inti
Fungsi keluarga:
a. Fungsi Reproduksi artinya dalam keluarga anak-anak merupakan wujud dari cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya.
b. Fungsi sosialisasi artinya bahwa keluarga berperan dalam membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya. Keluarga sebagai wahana sosialisasi primer harus mampu menerapakan nilai dan norma masyarakat melalui keteladanan orang tua
c. Fungsi afeksi artinya didalam keluarga diperlukan kehangatan rasa kasih saying dan perhatian antar anggota keluarga yang merupakan salah satu kebutuhan manusia sebagai makluk berpikir dan bermoral (kebutuhan integratif) apabila anak kurang atau tidak mendapatkannya , kemungkinan ia sulit untuk dikendalikan nakal, bahkan dapat terjerumus dalam kejahatan.
d. Fungsi ekonomi artinya bahwa keluarga terutama orang tua mempunyai kewajiban ekonomi seluaruh keluarganya . Ibu sebagai sekretaris suami didalam keluarga harus mampu mengolah keuangan sehingga kebutuahan dalam rumah tangganya dapat dicukupi.
e. Fungsi pengawasan social artinya bahwa setiap anggota keluarga pada dasarnya saling melakukan control atau pengawasan karena mereka memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga .
f. Fungsi proteksi (perlindungan) artinya fungsi perlindungan sangat diperlukan keluarga terutma anak , sehigngga anak akan merasa aman hidup ditengah-tengah keluarganya. Ia akan merasa terlindungi dari berbagai ancaman fisik mapun mental yang dating dari dalam keluarga maupun dari luar keluarganya.
g. Fungsi pemberian status artinya bahwa melalui perkawinan seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat yaitu suami atau istri. Secara otomatis mereka akan diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak dan masyarakatnya.
2. Lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan pendidikan, kita sebagai makhluk yang berakal akan mengetahui hal-hal yang belum pernah diketahui. Awalnya fungsi lembaga pendidikan dijalankan sendiri oleh keluarga mengenai pengajaran nilai, norma dan berbagai macam pengetahuan di dunia luar. Dalam masyarakat yang masih sederhana, pengajaran hanya sebatas memberikan pengetahuan mengenai cara bertahan hidup atau memenuhi kebutuhan pokok, seperti pengajaran mengenai cara bercocok tanam atau bagaimana meramu makanan. Seiring dengan perkembangan zaman, keluarga mulai menyerahkan fungsi lembaga pendidikan pada sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Keluarga sendiri masih melaksanakan fungsi tersebut walaupun hanya mengenai hal-hal yang mendasar, seperti cara makan, bertutur kata yang baik pada orang lain, karena keluarga sendiri merupakan lembaga pendidikan informal.
Fungsi manifest pendidikan
a. membantu orang untuk mencari nafkah.
b. menolong mengembangkan potensinya demi pemenuhan kebutuhan hidupnya.
c. Melestarikan kebudayaan dengan cara mengajarkannya dari generasi kegenerasi berikutnya.
d. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran ketrampilan berbicara dan mengembangkan cara berpikir rasional
e. Meperkaya kehidupan dengan cara menciptakan kemungkainan untuk berkembangnya cakrawala intelektual dan cinta rasa keindahan.
f. Meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan pribadi dan berbagai kursus
g. Meningkatkan taraf kesehatan para pemuda bangsa melalui latihan dan olahraga.
h. Menciptakan warga Negara yang patreotik melalui pelajaran yang menggambarkan kejayaan bangsa.
i. Membentuk kepribadian yaitu susunan unsur dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu.
Fungsi laten lembaga pendidikan. Fungsi ini berkaitan dengan fungsi lembaga pendidikan secara tersembunyi yaitu menciptakan atau melahirkan kedewasaan peserta didik Sedangkan fungsi laten lembaga pendidikan adalah :
a. mengurangi pengendalian orang tua melalui pendidikan sekolah orang tua melimoahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah
b. menyediakan saranan untuk pembangkangan , Sekolah mempunyai potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
c. mempertahankan system kelas social . Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise , privilese, dan status yang ada dalam masyarakat.
d. memperpanjang masa remaja . Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
3. Lembaga Ekonomi
Tujuan dan funsi lembaga ekonomi
Pada hakekatnya tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Fungsinya dari lembaga ekonomi adalah :
a. memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
b. memberikan pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter
c. memberi pedoman tentang harga jual beli barang
d. memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja
e. memberikan pedoman tentang cara pengupahan
f. memberikan pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja
g. memberi identitas bagi masyarakat
Struktur lembaga ekonomi
Secara sederhana, lembaga ekonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. sector agraris yang meliputi sector pertanian, seperti sawah, perladangan, perikanan, dan pertenakan.(Gathering/pengumpulan) yaitu proses pengumpulan barang atau sumberdaya alam dari lingkungannya.
b. sector industri ditandai dengan kegiatan produksi barang.(production)
c. sector perdagangan merupakan aktifitas penyaluran barang dari produsen ke konsumen {Distributing) yaitu proses pembagian barang dan komonditas pada subsistem-subsistem lainnya.
Ada beberapa unsur lembaga ekonomi :
a. Pola perilaku : efisiensi, penghematan, profesionalisme, mencari keuntungan
b. Budaya simbolis : merk dagang, hak paten, slogan , lagu komersial
c. Budaya manfaat : took, pabrik,pasar, kantor, balngko, formulir.
d. Kode spesialisasi : kontrak, lesensi, kontrak monopoli, akte perusahaan
e. Ideologi : liberalisme, tanggungjawab ,manajerial, kebebasan beryusaha, hak buruh.
4. Lembaga Agama
Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan bahwa kepercayaan serta praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral.
Sedangkan menurut Hertzler, agama sebagai suatu kompleks konsepsi, sikap-sikap dan teknik-teknik yang oleh manusia dianut untuk dapat menafsirkan rahasia dunia semesta dan kehidupannya, serta menyesuaikan diri kepadanya.
Lembaga agama adalah seperangkat aturan tentang hubungan manusia dengan Tuhan, dengan manusia lainnya juga dengan lingkungannya. Manusia beragama karena merasakan ketidakpastian menghadapi sesuatu yang tidak menentu, keterbatasan menunndukkan tantangan dan ketidakmampuan memenuhi keinginan. Semua itu membuat manusia beragama agar mencapai ketenteraman dalam batinnya dan memenuhi akan kebutuhan rohaninya.
Lembaga agama pun memeiliki beberapa unsur, yaitu:
1. kepercayaan agama mengenai apa yang diyakini mengenai adi kodrati.
2. simbol agama yang berupa lambang atau simbol yang menunjukkan agama tersebut.
3. praktik agama seperti halnya ritual peribadatan, seperti sholat bagi umat Islam, misa yang dilakukan umat Kristen, dan lain sebagainya.
4. umat beragama, yaitu orang-orang yang memeluk atau pengikut agama.Pengalaman beragama dan panggilan agama.
Fungsi lembaga agama meliputi:
1. mempersatukan komunitas dengan semangat persaudaraan.
2. peningkatan kohesi dan solidaritas sosial.
3. menerapkan ajaran yang diperkenankan agama.
4. memberikan penafsiaran-penafsiran untuk membantu menjelaskan keadaan linkungan fisik dan sosial seseorang.
Aspek-aspek agama antara lain : doktrin, yaitu pola keyakinan yang menetukan sifat hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesamanya dan alam; Ritual yang melambangkan doktrin dan yang mengingatkan manusia pada doktrin tersebut; dan seperangkat norma perilaku yang konsisten dengan doktrin tersebut.
5. Lembaga politik
Menurut Kornblum, lembaga politik adalah seperangkat aturan-aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Contoh dari lembaga utama di bidang politik yang diajukannya ialah eksekutif, legilatif, yudikatif, mliter, keamanan nasional, dan partai politik.
Sedangkan menurut Surbakti, lembaga politik adalah pranata yang yang memegang monopoli penggunanaan paksaan fisik dalam suatu wilayah tertentu.
Karakteristik lembaga politik meliputi: adanya komunitas manusia yang secara sosial hidup bersama atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama, adanya asosiasi atau pemerintah yang aktif, asosiasi tersebut melaksanakan fungsi-fumgsi untuk kepentingan umum, dan asosiasi tersebut diberi kewenangan jangkauannya hanya dalam teritorial tertentu.
Fungsi-fungsi lembaga politik yaitu:
a. fungsi pemaksaan norma (enforcement norms)
b. fungsi merencanakan dan mengerahkan (planning and direction)
c. fungsi menengahi pertentangan kepentigan (arbitration of conflicting interest)
d. fungsi melindungi masyarakat dari serangan musuh dari luar.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu lembaga sosial adalah lembaga pendidikan, sebagai contoh Universitas Lampung.
Universitas Lampung (atau disingkat Unila) adalah salah satu universitas negeri di Lampung, Indonesia. Beralamat di Jalan Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng, Bandar Lampung. Yang merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).
· Struktur Kepemimpinan Lembaga
· Visi Universitas Lampung
"Pada Tahun 2025 Unila Menjadi Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik di Indonesia."
· Misi Universitas Lampung
1. Mewujudkan penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang berkualitas.
2. Mewujudkan budaya akademik yang kondusif, dinamis, dan bermoral.
3. Mewujudkan tata kelola organisasi Unila yang baik (good university governance).
4. Mewujudkan aksesibillitas dan ekuitas pendidikan tinggi.
5. Menjadi agen perubahan dan menjaga kebenaran dan keadilan bagi kepentingan masyarakat.
6. Mewujudkan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain pemerintah, masyarakat, dunia usaha, lembaga nonpemerintah, dalam dan luar negeri, yang saling memberikan manfaat secara berkelanjutan.
· Tujuan Universitas Lampung
1. Terwujudnya Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang berkualitas.
2. Terbinanya wujudnya budaya akademik yang kondusif, dinamis, dan bermoral.
3. Berkembangnya organisasi Universitas Lampung dari tingkatan jurusan, bagian dan program studi, Fakultas, UPT.
4. dan Rektorat dengan cara memperkuat organisasi yang berprinsip pada tata kelola organisasi universitas yang baik (good university governance).
5. Terwujudnya, aksesibilitas, ekuitas, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pendidikan tinggi.
6. Menjadi agen perubahan dan menjaga kebenaran dan keadilan bagi kepentingan masyarakat.
7. Terwujudnya kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan pemerintah, masyarakat, dan industri yang saling memberikan manfaat.
Dengan demikian, Universitas Lampung tergolong suatu lembaga sosial yaitu lembaga sosial dibidang pendidikan, ditandai dengan adanya struktur kepemimpinan kelembagaan dengan kedudukan dan fugsinya masing-masing, simbol, memiliki visi, misi dan tujuan yang pasti. Memiliki berbagai macam kelompok dan organisasi didalamnya. Memiliki peraturan akademik dan tata pergaulan warga, serta memiliki ke absahan alam masyarakat dan dengan surai izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
BAB 111
KESIMPULAN
Lembaga sosial merupakan pola yang terorganisasi untuk memenuhi berbagai keperluan manusia, yang terlahir dengan aanya berbagai budaya, sebagai suatu ketetapan yang tetap, untuk memperoleh konsep kesejahtraan masyarkat dan melahirkan suatu struktur. Atau suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu. Lembaga Sosial berbeda dengan asosiasi. lembaga sosial bukanlah kumpulan orang-orang atau bangunan besar, melainkan kumpulan norma. sementara itu, realisasi dari norma yang dianut dalam lembaga sosial tersebut terjadi dengan adanya asosiasi.
Tipe-tipe lembaga sosial adalah sebagai berikut;
1. Berdasarkan perkembangannya dalam masyarakat
a. Crescive Institution : Tidak sengaja tumbuh dalam masyarakat melainkan karena adat istiadat masyarakat tertentu. contohnya lembaga perkawinan.
b. Enacted Institution : Sengaja dibentuk dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
2. Berdasarkan kepentingannya dalam masyarakat
a. Basic Institution : lembaga sosial yang penting keberadaannya dalam masyarakat. contohnya lembaga pendidikan dan lembaga keluarga.
b. Subsidiary Institution : lembaga sosial yang tidak terlalu penting. contohnya rekreasi.
3. Berdasarkan penerimannya dalam masyarakat
a. Approved/ Sanctioned Institution : diterima masyarakat. contohnya lembaga pendidikan.
b. Unsanctioned Institution : tidak diterima masyarakat. contohnya pelacuran.
4. Berdasarkan popularitasnya
a. General Institution : dikenal dunia secara luas. contohnya lembaga agama.
b. Restricted Institution : dikenal hanya oleh kalangan tertentu saja. contohnya lembaga agama Islam, Kristen, Hindu dll.
5. Berdasarkan tujuannya
a. Operative Institution : didirikan untuk tujuan tertentu. contohnya lembaga industri.
b. Regulative Institution : didirikan untuk mengawasi masyarakat. contohnya lembaga hukum dan kejaksaan.
Macam-macam lembaga sosial diantaranya:
1. Lembaga Keluarga, berfungsi sebagai sarana sosialisasi primer, afeksi, reproduksi, ekonomi, proteksi dan pemberian status.
2. Lembaga Pendidikan, berfungsi sebagai perantara pewarisan budaya masyarakat, mengajarkan peranan sosial, dan mengembangkan hubungan sosial.
3. Lembaga Ekonomi, berfungsi sebagai pengatur produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta memberi pedoman menggunakan tenaga kerja.
4. Lembaga Politik, berfungsi sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban, serta melayani dan melindungi masyarakat.
5. Lembaga Agama, berfungsi sebagai sumber pedoman hidup bagi masyarakat dan pengatur tata cara hubungan manusia dengan sesama dan manusia dengan Tuhan.
Lembaga sosial pun memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk mengatur agar kehidupan manusia dapat terpenuhi secara memadai, untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat dapat berjalan dengan tertib, menjaga keutuhan masyarakat, dan memberi petunjuk tentang pengendalian sosial
Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
2. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.[6]
Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:
1. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat
2. Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika di ikuti dianggap sebagai hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.
Ciri-ciri lembaga sosial:
1. Mempunyai tujuan, lambang dan simbol.
2. Mempunya perangkat untuk mencapai tujuan
3. Mempunyai tradisi tertulis atau tidak tertulis
4. Mempunyai sifat kekekalan tertentu
5. Berbentuk organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktifitas masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Horton B. Paul dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Diterjemahkan oleh Drs. Aminudin Ram, M. Ed dan Dra. Tita Sobari. Jakarta: Erlangga
Polak, Mayor.1966. Sosiologi: Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: Ichtiar
Soekanto, Soerjono.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sunarto, Kamanto.2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
diakses pada, rabu, 18 april 2012 pukul 23:09
diakses pada, rabu, 18 april 2012 pukul 22:13
Comments
Post a Comment