SOSIOLOGI PERTANIAN MENGENAI PROSES SOSIAL

PROSES SOSIAL
(Laporan Sosiologi Pertanian)



Oleh :

       Nia Yuliyanti  (1114141054)









JURUSAN PETERNAKAN
                                  FAKULTAS PERTANIAN         
UNIVERITAS LAMPUNG
2012

BAB I
ISI

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara social dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan sosial.

Interaksi social merupakan kunci dari semua kehidupan social, karena tanpa interkasi social tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial. Bentuk umum proses social adalah interaksi social(yang juga dapat dinamakan sebagai proses social)

A.    Proses Sosial Assosiatif

Adalah proses sosial yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga atau organisasi sosial. Hubungan sosial asosiatif cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok.Yang termasuk proses sosial assosiatif, antara lain:

1.      Kerja sama (Cooperation)

Adalah usaha bersama antara individu dengan individu lainnya, antar individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ialah bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada dasarnya individu atau kelompok melaksanakan interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan bersama. Kerja sama timbul saat seseorang menyadari bahwa mereka punya kepentingan bersama. Kerja sama menuntut adanya pembagian kerja dan keadilan, sehingga rencana kerja sama dapat tercapai dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan bertambah kuat bila ada bahaya dari luar yang mengancam kelompoknya, seperti tantangan alam yang ganas, pekerjaan yang membuutuhkan tenaga masal, musuh dari luar, daan upacara  keagamaan sakral.

2.  Akomodasi (Accommodation)

Dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sebagai suatu proses. Sebagai keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk keseimbangan dalam interaksi antarindividu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan nilai sosial yang berlaku. Akomodasi merupakan keadaan di mana hubungan-hubungan di antara unsur-unsur sosial dalam keselarasan dan keseimbangan, sehingga warga masyarakat dapat dengan mudah menyesuaikan dirinya dengan harapan-harapan atau tujuan-tujuan masyarakat. Sebagai proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan upaya-upaya menghindarkan, meredakan atau mengakhiri konflik atau pertikaian.

Akomodasi timbul karena para pihak berusaha untuk mencapai titik keseimbangan(equilibrium) yang berfungsi untuk meredakan pertentangan agar tercapai kestabilan. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa akomodasi merupakan istilah yang dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan keadaan yang sama dengan pengertian adaptasi yang digunakan oleh para ahli biologi untuk menggambarkan proses penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungan alam di mana ia hidup.
Tujuan akomodasi:
a.               Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau antarkelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat atau faham. Dalam hal ini akomodasi diarahkan untuk memperoleh sintesa baru dari faham-faham yang berbeda.
b.               Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.
c.               Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.
d.              Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
3.Asimilasi

Adalah upaya untuk mengurangi perbedaan antar individu/kelompok untuk menghasilkan suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama. Asimilasi terjadi pada masyarakat yang berbeda kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan baru dalam waktu lama. Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang ditandai oleh adanya upaya-upaya mengurangi perbedaan serta mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses-proses mental di antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok dengan memperhatikan kepentingan atau tujuan bersama. Asimilasi dapat terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

Asimilasi mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a)      Terdapat sejumlah kelompok yang punya kebudayaan berbeda.
b)      Terjadi pergaulan antarindividu dan kelompok secara intensif dalam waktu yang lama. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
c)      Kebudayaan masing-masing kelompok mengalami perubahan dan penyesuaian diri.
d)     Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama.
e)      Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan.
f)       Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.

4.Akulturasi

Adalah hasil perpaduan dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-masing. Proses akulturasi berlangsung dalam waktu yang lama. Akulturasi disini dapat berupa akulturasi bahasa, kepercayaan, organisasi sosial, ilmu pengetahuan, maupun teknologi.

Unsur- unsur yang mudah diterima dalam akulturasi antara lain:
a.       kebudayaan materil
b.       teknologi ekonomi yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioprasikan
c.       kebudayaan  yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya kesenian, olahraga, dan hiburan.kebudayaan yang pengaruhnya  kecil, misalnya model pakaian dan model potongan rambut.
Golongan individu yang mudah menerima budaya asing yaitu:
a.       Golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian yang mantap (masa berjiwa labil dan emosional)
b.      Golongan masyarakat yang hidupnya masih belum memiliki status penting.
c.       Kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya kaum minoritas, pengangguran dan penduduk terpencil.
Unsur kebudayaan  yang sukar diterima dalam akulturasi:
a.       Kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, misalnya unsur keagamaan dan falsafah hidup
b.      Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, misalnya makanan pokok, sopan santun makan, dan mata pencaharian.

Golongan atau individu yang sukar menerima akulturasi:
a.       Golongan tua yang masih terikat tradisi lama
b.      Kelompok masyarakat yang sudah memiliki status penting
c.       Kelompok masyarakat yang memisahkan diri secara ekstrim, misalnya masyarakat  yang menganut aliran kepercayaan ortodok atau aliran sesa.


B.     Proses Sosial Disosiatif (oposisi)

Merupakan suatu cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Proses sosial disosiatif cenderung mengarah pada perpecahan suatu masyarakat. Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence).Proses sosial disosiatif meliputi persaingan (competition), kontravensi, dan pertentangan (conflict). Yang termasuk proses sosial disosiatif antara lain:

a)      Persaingan (Competition)

adalah proses sosial ketika individu-individu/kelompok-kelompok manusia bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan terjadi hampir di setiap bidang kehidupan. Namun persaingan harus dilakukan secara jujur dan sportif.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi:
a.       Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
b.      Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
c.       Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
d.      Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan pelbagai faktor, antara lain:
a.       Kepribadian seseorang
b.      Kemajuan, Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.
c.       Solidaritas kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
d.      Disorganisasi : Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial.

b)     Kontravensi (Contravetion)

Adalah proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi biasanya bersifat rahasia. Dalam kontravensi, lawan tidak diserang secara fisik tapi secara psikologis sehingga ia menjadi tidak tenang. Sikap mental atau perasaan yang tersembunyi dapat berupa rasa curiga, tidak suka, atau kebencian. Contoh kontravensi misalnya: fitnah, penghasutan, penyebaran desas-desus, pencemaran nama baik, pembocoran rahasia orang lain, protes, demonstrasi dan lain-lain. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5, yakni:
a)      yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
b)      Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain.
c)      Yang intensif seperti penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
d)     Yang rahasia seperti mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
e)      Yang taktiss seperti mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.

Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi:
a.       Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
b.      Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
c.       Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan.
c)      Konflik

Adalah proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik muncul karena adanya perbedaan perasaan, kebudayaan ataupun perbedaan kepentingan. Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Pertikaian atau konflik merupakan proses sosial seperti halnya kompetisi atau persaingan, hanya bedanya pada pertikaian disertai dengan ancaman dan/atau tindak kekerasaan, baik fisik maupun nonfisik.

Pertikaian dapat timbul karena:
a.       perbedaan individual, berupa pendirian atau perasaan
b.      perbedaan kebudayaan, berupa perbedaan sistem nilai atau norma
c.       perbedaan kepentingan, berupa kepentingan ekonomi atau politik
d.      perubahan sosial dan budaya yang berlangsung cepat sehingga para warga masyarakat kesulitan menyesuaikan diri dengan keadaan baru, misalnya antara kelompok yang mempertahankan status quo dengan kelompok reformis (pembaru).
e.       Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.






BAB III
KESIMPULAN

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dst.

Proses Sosial Assosiatif adalah proses sosial yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga atau organisasi sosial. Hubungan sosial asosiatif cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok.
Yang termasuk proses sosial assosiatif, antara lain:
a.       Kerja sama (Cooperation)
b.      Akomodasi (Accommodation)
c.       Asimilasi
d.      Akulturasi

Proses Sosial Disosiatif (oposisi), adalah suatu cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Proses sosial disosiatif cenderung mengarah pada perpecahan suatu masyarakat. Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.
Yang termasuk Proses Sosial Disosiatif (oposisi), antara lain:
a.       Persahingan
b.      Kontraversi
c.       konflik
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://www.Agus_S-Interaksi-Sosial-Dinamika Kehidupan Sosial.com
Diakses pada 10 april 2012

www.Kuliah Komunikasi, Nadia Sabrina » Blog Archive » Proses Sosial dan Interaksi Sosial.html
              diakses pada 10 april 2012

Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS