POLA KEBUDAYAAN


POLA KEBUDAYAAN
(Laporan Sosiologi Pertanian)



Oleh :

      Nia Yuliyanti  (1114141054)







JURUSAN PETERNAKAN
                                  FAKULTAS PERTANIAN         
UNIVERITAS LAMPUNG
2012
BAB 1
ISI


A.    Definisi Kebudayaan

Aristoteles mengatakan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk monodualisme. Artinya, setiap manusia memiliki dua naluri pokok yang bertentangan. Yang pertama adalah keinginan untuk berhubungan dengan Khaliknya (sebagai makhluk individu), dan yang kedua adalah keinginan untuk berhubungan dengan individu lain dalam konteks masyarakat (sebagai makhluk sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nyata yang selamanya merupakan dwi tunggal, yang mana tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat.

Sementara itu Selo Soemardjan mendefinisikan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut Paul B. Horton, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

Pengertian pola kebudayaan mencakup:
  • Pola bersikap yang berlandaskan nilai budaya dan pola berfikir
  • Pola bertindak dan berkelakuan dalam masyarakat
  • Pola sarana benda-benda (fisik).

Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Jadi nilai-nilai tersebut dalam penggunaannya adalah selektif sesuai dengan lingkungan yang dihadapi oleh pendukungnya Dari berbagai sisi, kebudayaan dapat dipadang sebagai:
a.       Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut;
b.       Kebudayaan adalah milik masyarakat manusia, bukan daerah atau tempat yang mempunyai kebudayaan tetapi manusialah yang mempunyai kebudayaan;
c.       Sebagai pengetahuan yang diyakini kebenarannya, kebudayaan adalah pedoman menyeluruh yang mendalam dan mendasar bagi kehidupan masyarakat yang bersangkutan
d.      Sebagai pedoman bagi kehidupan, kebudayaan dibedakan dari kelakuan dan hasil kelakuan; karena kelakuan itu terwujud dengan mengacu atau berpedoman pada kebudayaan yang dipunyai oleh pelaku yang bersangkutan.
e.       Sebagai pengetahuan, kebudayaan berisikan konsep-konsep, metode-metode, resep-resep, dan petunjuk-petunjuk untuk memilah (mengkategorisasi)

Konsep-konsep dan merangkai hasil pilahan untuk dapat digunakan sebagai pedoman dalam menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan dalam mewujudkan tindakan-tindakan dalam menghadapi dan memanfaatkan lingkungan dan sumber-sumber dayanya dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Dengan demikian, pengertian kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan adalah sebagai pedoman dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.


B.    Unsur-Unsur Kebudayaan

Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu dikenal beberapa masalah lain yang menyangkut kebudayaan antara lain unsur kebudayaan. Unsur kebudayan dalam kamus besar Indonesia berarti bagian dari suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai suatu analisi tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar perjumlahan usur-unsur yang terdapat di dalamnya.



Unsur kebudayaan terdiri atas :

a.       Sistem regili dan upacaru keagamaan merupakan produk manusia sebagai homoriligius. manusia yang mempunyai kecerdasan ,pikiran ,dan perasaan luhur ,tangapan bahwa kekuatan lain mahabesar yang dapat “menghitam-putikan” kehidupannya.

b.      Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk manusia sebagia homosocius.manusia sadar bahwa tubuh nay lemah.namun, dengan akalnya manusia membuat kekuatan dengan menyusun organisasikemasyarakatan yang merupakan tempat berkerja sama untuk mencapai tujuan baersama,yaitu meningatkan kesejahtraan hidupnya.

c.       Sistem mata-pencarian yang merupakan produk dari manusia sebagai homoeconomicus manjadikan tinkat kehudupan manusia secara umum terus meningkat.contoh bercocok tanam, kemudian berternak ,lalu mengusahakan kerjinan, dan berdagang.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
2.      Bercampur atau bergaul dalam waktu cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
3.      Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4.      Merupakan suatu sistem hidup bersama.

Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan bagian dari kebulatan yang berifat sebagai kesatuan. Melville J. Herskovits melihat unsur-unsur kebudayaan atas; Alat-alat teknologi, Sistem ekonomi, Keluarga, dan Kekuasaan politik.

Unsur-unsur besar atau pokok dalam kebudayaan lazim disebut Cultural universal yang berarti unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di dunia ini. Unsur-unsur universal tersebut menurut C. Kluckhonn adalah:
·         Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat transportasi, dan sebagainya)
·         Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
·         Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
·         Bahasa (lisan maupun tulisan)
·         Kesenian (seni rupa, suara, gerak, dan sebagainya)
·          Sistem pengetahuan
·         Religi (sistem kepercayaan) segala bentuk aktivitas kepercayaan mulai dari percaya pada dewa, upacara keagamaan dan lain-lain.
Menurut Ralph Linton, unsur-unsur tersebut dapat dijabarkan kedalam unsur-unsur yang lebih kecil atau dapat disebut dengan Cultural Activity. Contoh: unsur kedua data dijabarkan kedalam aktivitas pertanian, peternakan, produksi, distribusi. Pertanian dapat dijabarkan menjadi aktivitas irigasi, mengolah lahan dengan bajak, dan sistem hak milik atas tanah.


C.    Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, karena kekuatan yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggotanya (misalnya kekuatan alam) yang tidak selalu baik bagi mereka. Ditambah lagi manusia sebagai masyarakat itu sendiri perlu kepuasan baik spiritual maupun material. Apabila manusia sudah dapat mempertahankan diri dan menyesuaikan diri dengan alam serta hidup damai dengan manusia-manusia lainnya, maka akan timbul keinginan untuk menyatakan perasaan dan keinginan yang akan disalurkan seperti kesenian.

Jadi, fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:
1.      Melindungi diri dari alam
Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia dapat menguasai alam.

2.      Mengatur tindakan manusia
Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for living” artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya adalah:
·         Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku laki-laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain sebagainya yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada yang menilai baik dan buruknya.
·         Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
·         Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-lain.
1.      Sebagai wadah segenap perasaan
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.


D.     Sifat Hakekat Kebudayaan
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaannya masing-masing, berbeda yang satu dengan yang lainnya, namun setiap kebudayaan memiliki sifat hakekat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga, sifat hakekat kebudayaan tersebut adalah:
·         Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
·         Kebudayaan telah ada dan terlebih dahulu ada dari pada lahirnya sutu generasi tertentu, dan tidak akan habis dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
·         Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
·         Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban.
·         Tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan diizinkan
E.    Gerak Kebudayaan
Tidak ada kebudayaan yang statis, setiap kebudayaan pasti dinamis, kebudayaan pasti berubah, gerak tersebut merupakan akibat dari gerak masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Selama masyarakat itu dinamis dalam perkembangannya, maka kebudayaan itupun akan dinamis (mengalami perubahan). Kebudayaan akan mengalami perubahan akibat dari akulturasi masyarakatnya. Misalnya, bentuk TV, radio, pulpen, bentuk baju, dan lain sebagainya yang kita lihat sekarang ini pasti jauh berbeda dengan yang kita lihat lima atau tiga tahun yang lalu.

Dalam akulturasi, tidak semua kebudayaan itu dengan mudah diterima oleh masyarakat, tetapi ada pula yang sulit diterima misalnya menyangkut kepercayaan, idiologi, falsafah hidup, dan makanan pokok. Sedangkan yang mudah bisa diterima misalnya peralatan menulis, radio (alat-alat yang mengandung manfaat), dan alat yang dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut.

F.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebudayaan
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebudayaan secara garis besar adalah :
a.      factor kitaran (lingkungan hidup, geografis mileu) factor lingkungan fisik lokasi geografis merupakan suatu corak budaya sekelompok masyarakat;
b.     faktor induk bangsa ada dua pandangan berbeda mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan barat dan pandangan timur. Pandangan barat berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaru terhadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan barat umumnya tingkat cauca soit dianggap lebih tinggi dari pada bangsa lain,yaitu mingloid dan negroid. Sedangkan pandangan timur berpendapat bahwa peran ihnduk bukan sebagai factor yang lebih dulu lahir dan cukup tinggi pada saat bangsa barat masih “ tidur dalam kegelapan . hal itu lebih jelas ketika dalam abad xx, bangsa jepang yang dapat diikatakan lebih rendah daripada bangsa barat
c.      faktor saling kontak antar bangsa. Hubungan antar bangsa yang makin mudah akibat sarana perhubungan yang makin sempurna menebabkan satu bangsa mudah berhubungan dengan bangs lain.
Akibat daripada adanya hubungan ini dapat atau tidak suatu bangsa mempertahankan jkebudayaanya tergantung pada kebudayaan asing mana yang lebih kuat maka kebudayaan asli dapat bertahan lebih kuat. Sebaliknya apabila kebudayaan asli lebih lemah daripada kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan aslidan terjadi budaya jajahan yang sifatnuya tiruan.












BAB II
PEMBAHASAN


Akulturasi Kebudayaan
Akuturasi merupakan perpaduan antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi. Contohnya, perpaduan kebudayaan antara Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, dimana perpaduan antara dua kebudayaan itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut.
Oleh karena itu, kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima begitu saja. Hal ini disebabkan:
 Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi, sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan Indonesia.
Kecakapan istimewa. Bangsa Indonesia memiliki apa yang disebut dengan istilah local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Seni Bangunan
Dasar bangunan candi itu merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia dari zaman Megalitikum, yaitu bangunan punden berundak-undak. Punden berundak-undak ini mendapat pengaruh Hindu-Budha, sehingga menjadi wujud sebuah candi, seperti Candi Borobudur.

Seni rupa/Seni lukis
Unsur seni rupa dan seni lukis India telah masuk ke Indonesia.hal ini terbukti dengan ditemukannya patung Budha berlanggam Gandara di kota Bangun, Kutai. Juga patung Budha berlanggam Amarawati ditemukan di Sikendeng (Sulawesi Selatan). Pada Candi Borobudur tampak adanya seni rupa India, dengan ditemukannya relief-relief ceritera Sang Budha Gautama. Relief pada Candi Borobudur pada umumnya lebih menunjukan suasana alam Indonesia, terlihat dengan adanya lukisan rumah panggung dan hiasan burung merpati. Di samping itu, juga terdapat hiasan perahu bercadik. Lukisan-lukisan tersebut merupakan lukisan asli Indonesia, karena tidak  pernah ditemukan pada candi-candi yang terdapat di India. Juga relief pada Candi Prambanan yang memuat cerita Ramayana.
Seni sastra
Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia, seperti yang ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Kalender
Diadopsinya sistem kalender atau penanggalan India di Indonesia merupakan wujud dari akulturasi, yaitu terlihat dengan adanya penggunaan tahun Saka di Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan Candra Sangkala atau konogram dalam usaha memperingati peristiwa dengan tahun atau kalender Saka. Candra Sangkala adala angka huruf berupa susunan kalimat atau gambar kata. Contoh tahun Candra Sangkala adalah “Sirna Ilang Kertaning Bumi” sama dengan 1400 (tahun saka) dan sama dengan 1478 Masehi.


Kepercayaan dan Filsafat
Masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha tidak meninggalkan kepercayaan asli bangsa Indonesia, terutama terlihat dari segi pemujaan terhadap roh nenek moyang dan pemujaan terhadap dewa-dewa alam.
Pemerintahan
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.
Desakan Budaya
Desakan suatu budaya pada budaya lain disebut dominasi. Contohnya masyarakat Betawi, Aborigin dan Irian.














BAB  III
KESIMPULAN


Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.

 Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.
pola kebudayaan mencakup:
           Pola bersikap yang berlandaskan nilai budaya dan pola berfikir
           Pola bertindak dan berkelakuan dalam masyarakat
           Pola sarana benda-benda (fisik).

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun kecil yang merupakan bagian dari kebulatan yang berifat sebagai kesatuan.

Fungsi kebudayaan bagi masyarakat dapat kita bagi sebagai berikut:

  1. Melindungi diri dari alam
Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi, manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya, sehingga manisia dapat menguasai alam.
  1. Mengatur tindakan manusia

Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for living” artinya kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for behavior”, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Sifat hakekat kebudayaan tersebut adalah:
·         Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
·         Kebudayaan telah ada dan terlebih dahulu ada dari pada lahirnya sutu generasi tertentu, dan tidak akan habis dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
·         Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
·         Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban.
·         Tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang dan diizinkan
Berdasarkan pembahasan contoh akulturasi kebudayaan di Indonesia, bahwa Indonesia memiliki beragam kebudayaan dari zaman dahulu kala. Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Akulturasi budaya Indonesia sangat banyak, antara lain dari segi agama, bangunan, pemerintahan, seni budaya, kepercayaan&filsafat, dan sebagainya. Pada awalnya, akulturasi yang muncul di Indonesia diawali dengan masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia. Contoh akulturasi kebudayaan Hindu-Budha adalah candi-candi, prasasti-prasasti, seni rupa, seni lukis, dan masih banyak lagi. itu membuat Indonesia semakin beraneka ragam budaya
DAFTAR PUSTAKA


Sulastomo (2003). Kebudayaan indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Komsiah, Siti. Modul Pengantar Sosiologi “Kebudayaan Dan Masyarakat”. Pusat Pengembangan Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.

Manan, Imran. 1989. Antropologi Pendidikan Suatu Pengantar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

Manan, Imran. 1989. Dasar-Dasar Budaya Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta


Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS

BIOSECURITY DAN LAYOUT KANDANG