BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH


BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH SUB-TROPIS

1. 1. Anglo Nubian
Kambing Anglo-Nubian menurut Devendra ditinjau dari penampilan dan performancenya tampaknya merupakan persilangan antara kambing Jamnapari dari India dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu menglcilap. Mempunyai telinga panjang dan menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasa disebut "Roman nose". Jadi bentuk kepala kambing Anglo-Nubian keseluruhan seperti kepala unta, dan biasanya tidak bertanduk. Warna bulunya sangat bervariasi. kambing Anglo Nubian merupakan kambing dual purpose (daging dan susu), kambing ini produksi susunya tidak sebaik kambing-kambing dari Swiss, tetapi telah terbukti bahwa kambing tersebut paling cocok dikembangkan di daerah tropis, karena itu telah dikembangkan secara meluas untuk grading-up kambing-kambing lokal untuk tujuan daging dan susu dibeberapa negara seperti India Barat, Mauritius, Malaysia dan Phillipina. Di Trinidad, pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2 - 4 kg per hari dengan rata-rata 1 - 2 kg per hari. Di Mauritius Anglo-Nubian menghasilkan susu 221 kg dalam periode laktasi 247 hari. Susu kambing Anglo-Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata 5,6 %, sehingga kambing tersebut sering disebut "Jersey cows in the Goat World".

1. 2. Toggenburg
Kambing Teggenburg berasal dari Swiss Timur Laut, yaitu dari lembah Toggenburg sehingga diberi nama kambing Toggenburg. Warna bulu dibagian tubuhnya bervariasi dari coklat muda sampai warna coklat tua / gelap. Ada beberapa warna putih yang spesifik pada Toggenburg yaitu ; telinga berwarna putih dengan spot hitam pada bagian tengahnya, dua garis putih dari sebelah atas mata sampai pada bagian mulut (muzzle}. Kaki berwarna putih pada bagian dalam, kemudian mulai dari lutut kaki depan dan kaki belakang sampai pada bagian bawah kaki (feet) seluruhnya berwarna putih. Pada bagian belakang disebelah kiri-kanan pangkal ekor terdapat wama putih berbentuk segitiga. Juga warna putih di kedua cuping telinganya atau di areal cuping telinga apabila cuping telinganya tidak ada. Tidak dikehendaki adanya warna hitam atau bercak putih selain yang spesifik tersebut. Kepala kambing Toggenburg mempunyai ukuran sedang (medium size) dan garis profilnya sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri dan mengarah ke depan. Kambing ini tampaknya palingtidak berhasil untuk diternakkan di daerah tropis. Dibandingkan dengan Saanen, British Alpine dan Anglo-Nubian kambing ini merupakan yang pertama kali dikeluarkan / tidak dipakai lagi di Malaysia Kambing Dewasa jantan dan betina masing-masing mempunyai tinggi gumba dan berat badan 33 inchi; 160 Ibs dan 27 inchi; 125 Ibs.

1. 3. Saanen
Kambing Saanen asli berasal dari Swiss bagian Barat. Kambing ini di Amerika disukai bukan karena produksi susunya tinggi, tetapi karena persistensi produksinya yang baik. Warna kambing Saanen pada urnumnya putih atau sedikit cream, tetapi warna putih yang paling disenangi. Tidak boleb ada warna / bercak hitam pada bulunya tetapi boleh ada pada kulitnya saja. Konformasi tubuhnya seperti kambing Toggenburg. Garis profil mukanya lurus atau sedikit cekung, daun telinga berdiri dan mengarah ke depan. Ukuran tinggi gumba dan berat tubuh kambing jantan 35 inchi dan 185 Ibs., sedangkan yang betina 30 inchi dan 135 Ibs.

Menurut Peggy (1957) yang disitasi oleh Devendra kambing Saanen telah dimasukkan (introduced) ke Puerto Rico India Barat, Fiji, Ghana, Kenya, Malaysia dan Australia. Di daerah tropis tampaknya kambing Saanen ada tendensi
sensitif terhadap sinar matahari yang kuat, sehingga sebaiknya di daerah tropis kambing ini dipelihara dalam kandang.

Menurut observasi yang dilakukan di Cyprus, dimana kambing ini pertama kali di import tahu 1949, ternyata kambing ini dapat hidup dengan baik di daerah pegunungan yang dingin.

Kambing Saanen telah sangat populer di India Barat dan produksi selama periode laktasi 250 hari dapat mencapai 800 kg. Di Ghana dan Malaysia kambing ini tidak mampu beraklimatisasi dengan baik.
Telah dilaporkan di Israel (Epstein dan Herz, 1864) bahwa delapan ekor kambing Saanen dapat hidup dengan subur dengan rata-rata 1,9 cempe tiap kelahiran, yang mana tampak lebih tinggi bila dibandingkan di negeri Swiss yang hanya 1,83 ekor. Hal ini tampaknya merupakan refleksi dari keberhasilannya beraklimatisasi di daerah subtropik di Israel. Dari hasil ini dan observasi yang lain disarankan bahwa kambing Saanen lebih cocok di daerah subtropis dan di tempat tempat lain yang udaranya sejuk dan dibutuhkan kandang untuk menghindarkan kambing dari sengatan sinar matahari.

1. 4. Nubian
Kambing Nubian merupakan satu-satunya kambing Afrika yang khusus digunakan sebagai kambing perah, walaupun strain yang terbaikpun tidak menun-jukkan produksi susu yang istimewa. Tetapi ambingnya dapat berkembang dengan sangat baik / ideal sebagai ternak perah, dan kambing ini merupakan progenitor / yang memberikan darahnya pada kambing Anglo-Nubian. Telinga  panjang dan menggantung, profil mukanya Roman nose, terutama pada yang jantan. Tinggi gumba dan berat badan kambing jantan dewasa 35 inchi dan 175 Ibs sedangkan kambing betina dewasa 30 inchi dan 135 Ibs.

Pada beberapa strain baik yang jantan maupun betina kambing ini bertanduk tetapi ada juga strain yang tidak bertanduk. Warna bulu pada umumnya hitam, coklat dan bulunya panjang. Produksi susu 1 - 2 kg per hari atau 120 - 140 kg per tahun dalam dua kali laktasi.

1. 5. French Alpine
Kambing French Alpine berasal dari pegunungan Alpine. Kambing ini dibawa ke Amerika berasal dari Perancis (France), dimana kambing-kambing tersebut telah diseleksi untuk ke-uniform-an, ukuran dan produksinya.

Warna kambing French Alpine bermacam-macam, putih, coklat, hitam dan kombinasi dari macam-macam warna. Baik kambing jantan maupun betina memiliki bulu-bulu yang pendek, tetapi yang jantan mempunyai bulu-bulu yang panjang dan kasar pada bagian punggung. Telinganya berukuran sedang, halus dan berdiri. French Alpine berukuran lebih besar dan lebih banyak variasi dalam ukuran dibanding breed dari Swiss yang lain. Kambing betina dewasa mempunyai ukuran tinggi gumba 29 - 36 inchi dengan berat badan 125 Ibs, sedangkan yang jantan dewasa mempunyai tinggi gumba 34 - 40 inchi dengan berat badan 170 Ibs. Kambing betina merupakan excellent milker, mempunyai ambing yang besar dan bentuknya bagus dengan puting yang ideal.

1. 6. British Alpine
British Alpine merupakan kambing yang ft-developed menjadi produsen susu yang baik. Aslinya berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine Austria. Seba-gian besar kambing ash di Eropa adalah grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas ke seluruh Eropa. Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan tipe-tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara. Mereka biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditambatkan dengan sistem feeding stall. British Alpine telah dimasukkan (introduced)di India Barat, Guyana, Madagaskar, Mauritius dan Malaysia. Kambing ini mempunyai daya aklimatisasi lebih baik dari pada kambing Saanen.

Di India Barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5 kg per hari pada laktasi ke dua dan tiga. tetapi di Malaysia dan Mauritius pengembangan kambing ini gagal antara lain karena kelembaban yang tinggi.

2.      BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH TROPIS

2. 1. Etawah / Jamnapari
Jamnapari atau Etawah mungkin merupakan kambing paling populer dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah lain. Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung. Aslinya dari lembah sungai Chanbal, Gangga dan Jumna. Juga diketemu-kan di district Etawah di Ultra Pradesh, sehingga disebut juga kambing Etawah..
Jamnapari merupakan kambing perah yang baik (excellent) dan juga sering digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasar putin, coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya + 30 cm. Ambing biasanya berkembang baik. Berat badan yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36 - 63 kg. Tinggi gumba kambing jantan 91 - 127 cm dan yang betina 76 -92 cm. Produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari. Di India produksi susu dapat mencapai 3,8 kg per hari, dan produksi susu tertinggi tercatat 562 kg. Kadar lemak agak tinggi dengan rata-rata 5,2 %. Karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44 - 45 % berat hidup.

Kambing Etawah (di India) biasanya setahun beranak sekali dan rata-rata jumlah anak dalam satu kelahiran hanya satu. Berdasarkan pandangan pada kemampuan produksi susu yang baik dan pertumbuhannya, bangsa kambing ini digunakan secara menyebar untuk grading-up kambing-kambing lokal yang lebih kecil seperti di India bagian Barat, Malaysia dan Indonesia. Di Malaysia kambing ini sudah digunakan secara ekstensif (meluas) untuk produksi susu dan daging. Kambing peranakan Jamnapari (crossed-breed) mempunyai berat hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan peranakan Anglo Nubian, lebih-lebih dibandingkan dengan kambing lokal.

2. 2. Damaskus
Dari berbagai kambing perah di Timur Tengah mungkin yang paling penting adalah kambing Damaskus dan sudah merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libanon, Syria, Cyprus. Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk, warna pada umumnya merah atau merah dan putih, profil muka konveks, daun telinga panjang dan menggantung. Tinggi gumba 70 - 75 cm dan berat badan antara 40 -60 kg. Produksi susu 3-4 liter per hari dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi 300 - 600 liter dalam 8 bulan. Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe.

2. 3. Beetal
Beetal adalah bangsa kambing yang juga penting di India dan Pakistan. Kambing ini ditemui di beberapa district di Punyab India, Rawalpindi dan Lahore di Pakistan Barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnapari, antara lain profil mukanya Roman nose, telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibanding telinga kambing Etawah. Tampaknya memang seperti ada darah Etawahnya.

Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak / belang-belang putih. Tinggi gumba jantan dan betina adalah 89 dan 84 cm kambing betina dewasa mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. Rata-rata selama laktasi kambing ini dapat mengbasilkan susu 195 kg susu dalam waktu 224 ban, dan beranak rata-rata seta-bun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua).

2. 4. B arbari
Kambing ini lebih kecil dibanding Jamnapari dan Beetal. Diketemukan di India bagian Utara dan Pakistan Barat. Kambing Barbari mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan antara 66 - 76 cm dan betina 60-71 cm. Kambing betina dewasa berat hidupnya antara 27 - 36 kg. Kambing ini biasanya digunakan untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan baik.

Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari mencapai 144 kg. Di India bangsa kambing ini telah dikembangkan karena produksi susunya dan karena tubuhnya relatif kecil sedang produksinya cukup banyak menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen susu yang ekonomis.

Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS