ANATOMI DAN FISIOLOGI AMBING
1.
Pendahuluan
Ambing merupakan karakteristik utama pada semua Mammalia.
Ambing berasal dari kelenjar kulit dan dikelompokkan sebagi kelenjar eksokrin.
Ambing berfungsi mengeluarkan susu untuk makanan anaknya setelah lahir. Ambing
ini tumbuh selama kebuntingan dan mulai mengeluarkan susu setelah beranak.
Berbagai hormon yang menentukan reproduksi juga mengatur ambing. Karena itu,
perkembangan ambing dan laktasi adalah bagian integral dari reproduksi.
Tujuan mempelajari anatomi dan fisiologi ambing adalah
menuraikan anatomi ambing sapi, pertumbuhan normalnya, dan perkembangan selama
berbagai fase reproduksi, serta kontrol endrokin atas proses ini.
2. Gambaran
Eksternal Ambing
Ambing/kelenjar susu sapi terdiri dari empat (4) bagian
terpisah. Bagian kiri dan kanan terpisah jelas, bagian ini dipisahkan oleh
sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus intermammaria. Kuartir
depan dan belakang jarang memperlihatkan batas yang jelas. Jika dilihat dari
samping, dasar ambing sebaiknya rata, membesar ke depan dan melekat kuat ke
dinding tubuh perut. Pertautan pada bagian belakang sebaiknya tinggi dan lebar,
dan tiap kuartir sebaiknya simetris. Gambaran eksternal ini memberi arti
produktivitas seumur hidup dan merupakan kriteria penting yang digunakan untuk
menilai sapi perah pada pameran ternak dan
penilaian klasifikasi bangsa.
Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya
susu di dalam ambing, dan faktor
genetik. Beratnya berkisar antara 11,35 – 27,00 kg atau lebih tidak termasuk
susu. Kapasitas ambing adalah 30,5 kg. Berat dan kapasitasnya naik sesuai
dengan bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan
kapasitas ambing tidak naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada laktasi yang kedua
dan ketiga. Normalnya, kuartir belakang lebih besar dari kuartir depan dan
menghasilkan susu sekitar 60 persen produksi susu sehari.
Susu
dari tiap kelenjar disalurkan ke luar melalui puting, puting susu berbentuk
silindris atau kerucut yang berujung tumpul.
Puting susu belakang biasanya lebih pendek dibandingkan puting susu
depan. Bila menggunakan mesin perah putting susu yang pendek lebih
menguntungkan dibanding dengan yang panjang, karena milk-flow rate-nya lebih cepat, dengan perkataan lain sapi dengan
puting panjang diperah lebih lama dari pada puting pendek. Sifat terpenting
puting untuk pemerahan efisien adalah (1) ukuran sedang, (2) penempatan baik,
dan (3) cukup tegangan pada otot spinkter sekitar lubang puting agar memudahkan
pemerahan dan susu tidak menetes.
Antara
25 sampai 50 persen sapi mempunyai puting berlebih (tambahan), keadaan ini
disebut supranumerary teat. Puting berlebih ini biasanya terletak di sebelah
belakang. Sebaiknya puting berlebih ini dihilangkan sebelum pedet mencapai umur
satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.
3. Gambaran
Internal Kelenjar Susu/Ambing
Ambing terdiri
dari rangkaian sistem berbagai struktur penunjang. Struktur penunjang ini
adalah darah, limfe dan pasokan syaraf, sistem saluran untuk menyimpan dan
mengangkut susu, serta unit epitel sekretori bakal alveoli. Tiap komponen ini
berperan langsung atau tidak langsung terhadap sintesis susu,
Jaringan
Penunjang
Kulit. Walaupun perananan kecil sebagai jaringan penunjang dan
stabilisator ambing, namun kulit ini sangat besar peranan sebagai jaringan
pelindung bagian dalam ambing dari luka dan bakteri.
Ligamen suspensori lateral. Ligamen
suspensori lateral merupakan salah satu jaringan penunjang utama ambing.
Jaringan ikat ini sangat berserabut, tidak lentur (non-elastis), dan berasal
dari perluasan otot atas dan belakang ke ambing. Ligamen suspensori lateral
membesar sepanjang kedua sisi ambing dan bagian ujung jaringan masuk ke dalam
ambing untuk menopang bagian dalam ambing. Ligamen suspensori lateral membesar
ke bagian tengah dasar ambing dimana jaringan bergabung dengan ligamen
suspensori median.
Ligamen suspensori median. Jaringan
ikat ini juga merupakan jaringan penunjang utama ambing. Jaringan disusun dari jaringan lentur (elastik) yang
timbul dari tengah dinding perut dan membesar di tengah ambing yang menyatukan
ligamen suspensori lateral di dasar ambing. Kelenturan ligamen suspensori
median berguna agar ambing dapat membesar bila berisi susu.
Sistem
Pembuluh Darah.
Darah yang mengandun O2 meninggalkan jantung
melalui aorta dan kemudian melalui cabang-cabang arteri yang lebih kecil darah
dibawa ke ambing melalui dua buah arteri : arteri
pudenda externa (kanan dan kiri). Kedua arteri ini menembus dinding perut
melalui canalis inguinalis
masing-masing kanan dan kiri masuk ke dalam ambing. Pada saat masuk ke dalam
ambing keduanya berubah menjadi arteria
mammaria yang segera bercabang menjadi arteria
mammaria cranialis dan caudalis.
Kedua cabang ini bercabang-cabang lagi menjadi arteria yang lebih kecil,
kemudian membentuk kapiler yang memberi darah ke sel-sel ambing.
Venula
yang berasal dari kapiler-kapiler dan saling beranastomosa membentuk vena yang
menampung darah dari ambing. Pada bagian atas/puncak ambing vena membentuk
lingkaran vena. Pada tempat ini darah meninggalkan ambing melalui tiga jalan,
yaitu :
1.
Jalan utama pertama tediri atas dua buah vena pudenda
externa yang sejajar dengan arteria
pudenda externa berjalan melalui canalis
inguinalis dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava yang membawa darah ke jantung.
2.
Jalan utama kedua terdiri atas dua buah vena yaitu : vena abdominalis atau vena mammae kanan dan kiri yang terdapat
pada tepi anterior dari ambing. Kedua vena ini berjalan di sepanjang dinding
ventral perut berada langsung di bawah kulit. Vena ini masuk ke dalam cavum thoracis pada sumber susu dan
akhirnya menggabungkan diri dengan vena
cava anterior ke dalam jantung.
3.
Jalan ketiga yaitu vena
perinealis, walaupun kecil merupakan jalan masuk ke dalam tubuh dari ambing
melalui velvis.
Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke
jantung melalui vena susu. Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah
yang melalui vena susu terhenti. Walaupun demikian produksi susu tidak
terganggu karena adanya jalan ketiga tersebut.
Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing (+ 180
persen) pada beberapa hari setelah sapi beranak. Kenaikan ini dapatlah
dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus setelah beranak dan ini
mungkin mengambil peranan penting dalam inisiasi dari sekresi susu karena lebih
banyak bahan-bahan pembentuk susu serta hormon laktogenik yang terbawa bersama
aliran darah tersebut ke dalam ambing. Tiap-tiap satu volume susu yang dibentuk
memerlukan 500 volume darah yang mengalir ke dalam ambing. Secara singkat
dikatakan Blood flow rate merupakan
determinan yang penting dalam mengatur produksi susu.
Sistem
Limfatik
Limfe (getah bening) adalah cairan kelenjar tanpa warna
yang dialirkan dari rongga jaringan oleh pembuluh limfe berdinding tipis. Limfe
mempunyai komposisi yang sama dengan darah kecuali limfe tidak mengandung sel
darah merah. Nodula limfe ambing dan nodula limfe lainnya yang tersebar di
seluruh tubuh penting untuk pertahanan sapi terhadap penyakit. Nodula limfe
membentuk limfosit, sejenis sel darah putih yang berperan pada imunitas. Nodula
juga menghilangkan bakteri dan benda asing lainnya. Respon terhadap infeksi
mastitis, nodula meningkatkan hasil limfositnya ke dalam pembuluh limfe yang
akhirnya menyebarkan limfosit ke dalam vena
cava anterior. Limfosit kemudian dibawa ke ambing untuk memerangi infeksi.
Sistem
Syaraf
Lapisan dalam ambing terdiri atas dua tipe syaraf, yaitu
serabut syaraf afferent (sensoris) dan serabut syaraf efferent (para
simphatis). Fungsi utama dari serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan mendinnervasi otot-otot polos yang
mengelilingi saluran-saluran susu dan otot-otot spinkter dari puting susu.
Rangsangan pada sapi menyebabkan sistem simpatetik menghentikan hormon syaraf
epineprin, yang mengecilkan pembuluh darah dan mengurangi produksi susu.
Sistem
Saluran Ambing
Sistem saluran
ambing terdiri atas serangkaian saluran alir yang berawal pada alveoli dan
berakhir pada saluran keluar.
Puting.
Puting tertutup oleh kulit tak berambut yang tidak memiliki kelenjar keringat.
Pada dasar puting terdapat saluran pengeluaran tempat susu mengalir ke luar.
Panjang saluran pengeluaran biasanya 8-12 mm dan merupakan garis dengan sel
yang membentuk serangkaian lipatan serta akan menutup saluran pengeluaran
selama selang pemerahan.
Sisterne
Kelenjar. Sisterne puting terletak tepat setelah saluran
pengeluaran bersatu dengan sisterne kelenjar pada dasar ambing. Sisterne
kelenjar berfungsi sebagai ruang penyimpanan terbatas karena menerima tetesan
dari jaringan sekretori. Umumnya sisterne kelenjar berisi 1 pint (473,18 cc)
susu yang kemampuan nyatanya berbeda pada tiap-tiap sapi.
Saluran
Ambing. Percabangan sisterne ambing ada 12 sampai 50 atau lebih
saluran, yang kembali bercabang beberapa kali dan akhirnya membentuk duktul
terminal yang mengalir ke tiap alveolus.
Alveoli.
Alveoli dan duktul terminal terdiri dari lapisan tunggal sel epitel. Fungsi
sel-sel ini memindahkan makanan dari darah dan mengubah menjadi susu serta
mengeluarkan susu ini ke dalam tiap alveolus. Dalam keadaan berkembang penuh
saat laktasi, beberapa alveoli berkelompok menjadi lobuli, dan beberapa lobuli
bersatu menjadi lobus.
Comments
Post a Comment