ANATOMI DAN FUNGSI ORGAN REPRODUKSI MAMALIA BETINA
BAB IV
ANATOMI DAN FUNGSI
ORGAN REPRODUKSI MAMALIA BETINA
4.1. Pendahuluan
4.1.1 Deskripsi
Dalam
bab ini akan dibahas anatomi dan fungsi dari ovarium, oviduk (tuba fallopii),
uterus, serviks, vagina, dan vulva.
4.1.2 Relevansi
Bab
ini merupakan dasar dan modal utama untuk dapat mengikuti materi Dasar
Reproduksi. Termasuk dalam hal ini sebagai dasar mengikuti mata kuliah Ilmu
Reproduksi dan Inseminasi Buatan. Sistem reproduksi hewan betina terdiri dari
ovarium, oviduk (tuba fallopii), uterus, serviks, vagina, dan vulva. Proses
reproduksi yang terjadi selalu melibatkan organ-organ reproduksi dengan
pengaruh hormon-hormon reproduksi yang akan dibahas pada Bab berikutnya.
4.1.3 Tujuan
instruksional khusus
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan
mampu:
1). menyebutkan komponen organ reproduksi mamalia
betina;
2). menjelaskan fungsi organ-organ reproduksi
mamalia betina.
4.2 Komponen
Organ Reproduksi Mamalia Betina
Hewan
mamalia betina memiliki organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi
primer yaitu ovarium. Ovarium menghasilkan ova (sel telur) dan hormon-hormon
kelamin betina. Organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari
oviduk, uterus, serviks, vagina, dan vulva. Fungsi organ-organ reproduksi
sekunder menerima, menyalurkan, dan menyatukan sel-sel kelamin jantan dan
betina; memberi lingkungan; memberi makan; melahirkan individu baru. Alat-alat
kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamentum ini terdiri dari
mesovarium (penggantung ovarium), mesosalpink (penggantung oviduk), dan
mesometrium (penggantung uterus).
Gamabar 6. Alat reproduksi sapi betina
4.2.1 Ovarium
Berbeda dengan testis, ovarium
tertinggal di dalam cavum abdiminalis. Ia mempunyai dwi fungsi, sebagai organ
eksokrin yang menghasilkan sel telur (ova) dan sebagai organ endokrin yang
mensekresikan hormon kelamin betina (estrogen dan progesteron). Pada sapi dan
domba, ovarium berbentuk oval, namun pada kuda berbentuk seperti ginjal karena
ada fossa ovulatorus yakni suatu legokan pada pinggir ovarium. Pada babi,
ovarium berupa gumpalan anggur, folikel-folikel dan corpora lutea menutupi
jaringan-jaringan ovarial di bawahnya. Pada sapi, ovarium bervariasi dalam
ukuran panjang, lebar, dan tebal. Umumnya ovarium kanan lebih besar daripada
ovarium kiri, karena secara fisiologik lebih aktif.
Folikel-folikel
pada ovarium mencapai kematangan melalui tingkatan perkembangan yaitu folikel
primer, folikel sekunder, folikel tersier (folikel yang sedang tumbuh), dan
folikel de Graaf (folikel matang). Folikel primer terdiri dari satu “bakal sel
telur” yang pada fase ini disebut oogonium dan selapis sel folikuler kecil.
Folikel sekunder berkembang ke arah pusat stroma korteks sewaktu kelompok
sel-sel folikuler. Yang memperbanyak diri membentuk suatu lapisan multi seluler
sekeliling vitellus. Pada stadium ini terbentuk suatu membran antara oogonium
dan sel-sel folikuler, disebut zona pellucida.
Folikel
tersier timbul sewaktu sel-sel pada lapisan folikuler memisahkan diri untuk
membentuk lapisan dan sutu rongga (antrum), ke arah oogonium akan menonjol.
Antrum dibatasi oleh banyak lapisan sel folikuler yang dikenal secara umum
sebagai membrana granulose dan diisi
oleh suatu cairan jernih Liquor foliculi
yang kaya akan protein dan estrogen.
Folikel
de Graaf adalah folikel matang yang menonjol melalui korteks ke permukaan
ovarium bagaikan suatu lepuh. Pertumbuhannya meliputi dua lapis sel stroma
korteks yang mengelilingi sel-sel folikuler. Lapisan sel-sel tersebut membentuk
theca folliculi yang dapat dibagi
atas theca interna yang vascular dan theca externa yang fibrous.
Gambar 7. Diagram ovarium mamalia
Keterangan :
Tingkatan-tingkatan perkembangan dan
diferensiasi folikel tercantum disebelah atas kiri ke kanan. Folikel yang
matang dapat menjadi atresis (kanan bawah) atau berovulasi dan membentuk korpus
luteum (kiri bawah). G.e. germinal epithelium (epitel kecambah); T.a. Tunica
albugenia; P.f. folikel primer; S.f. folikel sekunder; T.f. folikel tersier;
G.f. folikel de Graaf; C.a. korpus albicans; A.f. folikel atresis; I.c. sel-sel
interstitial; H. hilus; C.l. korpus luteum
4.2.2
Oviduk
Oviduk atau tuba fallopii merupakan
saluran kelamin paling anterior, kecil berliku-liku, dan terasa keras seperti
kawat terutama pada pangkalnya. Pada sapi dan kuda, panjang oviduk mencapai
20--30 cm dengan diameter 1,5--3 mm. oviduk tergantung pada mesosalpink. Ia
dapat dibagi atas infundibulum dengan fimbriae-nya, ampula, dan isthmus.
Ujung
oviduk dekat ovarium membentang ternganga membentuk suatu struktur berupa
corong (infundibulum). Muara infundibulum (ostium
abdominale) dikelilingi oleh penonjolan-penonjolan ireguler pada tepi ujung
oviduk (fimbriae). Pada saat ovulasi,
pembuluh-pembuluh darah pada fimbriae
penuh berisi darah yang mengakibatkan pembesaran dan penegangan fimbriae. Penegangan ini diiringi oleh
kontraksi otot-otot menyebabkan ostium
tuba fallopii mendekati permukaan ovarium untuk menerima ovum matang yang
akan dilepaskan.
Ampula tuba fallopii merupakan setengah
dari panjang tuba dan bersambung dengan daerah tuba yang sempit, isthmus. Pada saat ovulasi, ovum disapu
ke dalam ujung oviduk yang berfimbrial. Kapasitas sperma, fertilisasi, dan
pembelahan embrio terjadi di dalam tuba
fallopii. Cairan luminal tuba
fallopii merupakan lingkungan yang baik untuk terjadinya fertilisasi dan
permulaan perkembangan embrional. Cairan dihasilkan oleh lapisan epitel tuba
karena pengaruh hormon ovarial. Pertemuan utero-tubal mengatur pengangkutan
sperma dari uterus ke tuba fallopii
dan transpor embrio dari tuba ke dalam uterus.
4.2.3
Uterus
Uterus terdiri dari kornu, korpus,
dan serviks. Proporsi relatif masing-masing bagian berbeda-beda antar spesies.
Uterus babi tergolong bicornis dengan kornu yang sangat panjang tetapi
korpusnya sangat pendek. Uterus sapi, domba, dan kuda kedua kornu dan korpus
uteri yang cukup panjang (paling besar pada kuda).
Dari
segi fisiologik, hanya dua lapisan uterus yang dikenal yaitu endometrium dan
miometrium. Endometrium adalah suatu struktur glanduler yang terdiri dari
lapisan epitel yang membatasi rongga uterus, lapisan glanduler, dan jaringan
ikat. Miometrium merupakan bagian muskuler dinding uterus yang terdiri dari dua
lapis otot polos, selapis dalam otot sirkuler, dan selapis luar otot
longitudinal yang tipis.
Permukaan
dalam uterus ruminansia mengandung penonjolan-penonjolan seperti cendawan dan
tidak berkelenjar, disebut caruncula.
Uterus sapi memiliki 70--120 caruncula
yang berdiameter 10 cm dan terlihat seperti spon karena banyak lubang-lubang
kecil (crypta) yang menerima villi chorionok placental. Villi-villi chorion hanya berkembang
pada daerah tertentu pada selubung faetus (cotyledon)
yang memasuki caruncula. Cotyledon dan caruncula bersama-sama disebut placentoma. Uterus kuda dan babi
tidak mempunyai caruncula.
Gambar 8. Tipe-tipe uterus pada mamalia
Keterangan:
o. ovarium; t. tuba fallopii; h. kornu
uteri; u. korpus uteri; c. serviks; v. vagina
Uterus mempunyai fungsi-fungsi yang penting untuk
perkembangbiakan ternak. Pada waktu perkawinan, kontraksi uterus mempermudah
pengangkutan sperma ke tuba fallopii.
Sebelum implantasi, uterus mengandung cairan yang merupakan medium bersifat suspensi
bagi blastocyt, sesudah implantasi
uterus merupakan tempat pembentukan plasenta dan perkembangan fetus.
Fungsi
lain uterus adalah adanya hubungan kerja secara timbal balik dengan ovarium.
Adanya korpus luteum akan merangsang uterus menghasilkan PGF2α
yang berfungsi untuk regresi korpus luteum secara normal. Stimulasi uterus
selama fase permulaan siklus birahi mempercepat regresi korpus luteum dan
menyebabkan estrus dipercepat.
4.2.4 Serviks
Serviks
adalah suatu struktur berupa sphincter
yang menonjol ke kaudal ke dalam vagina. Serviks dikenal dari dindingnya yang
tebal dan lumen yang merapat. Dindingnya ditandai dengan berbagai penonjolan.
Pada
ruminansia penonjolan-penojolan ini terdapat dalam bentuk lereng-lereng
transversal dan saling menyilang disebut cincin-cincin annuler. Cincin-cincin
ini sangat nyata pada sapi (biasanya 4 buah) yang dapat menutup rapat serviks.
Pada babi, cincin-cincin tersebut tersusun dalam bentuk sekrup pembuka botol
yang disesuaikan dengan perputaran spiralis ujung penis babi jantan. Pada kuda,
rongganya lurus dengan lipatan memanjang berbentuk seperti corong sehingga
mudah didilatasi secara manual.
Serviks
berfungsi untuk mencegah masuknya mikroorganisme atau benda-benda asing ke
lumen uterus. Pada saat estrus, serviks akan terbuka sehingga memungkinkan
sperma memasuki uterus sehingga terjadi pembuahan serta menghasilkan cairan
mucus yang keluar melalui vagina. Pada saat hewan bunting, serviks menghasilkan
sejumlah besar mucus tebal yang dapat menutup atau menyumbat mati canalis servicalis sehingga mencegah
masuknya materi infeksius ke dalam uterus serta mencegah fetus keluar. Sesaat
sebelum partus, penyumbat serviks mencair dan serviks mengalami dilatasi
sehingga terbuka dan memungkinkan fetus beserta selaputnya dapat keluar.
3.2.5 Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina
dengan struktur selubung muskuler yang terletak di dalam rongga pelvis, dorsal
dari vesica urinaria, dan berfungsi
sebagai alat kopulatoris (tempat deposisi semen dan menerima penis), serta
sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus. Legokan yang dibentuk oleh
penonjolan serviks ke dalam vagina disebut fornix. Himen adalah suatu
konstriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Himen dapat menetap dalam berbagai
derajat pada semua spesies dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai
suatu struktur yang sama sekali tidak tembus (himen imperforata).
Vagina
sapi mempunyai panjang 25,0--30,0 cm dan pada domba 7,5--10,0 cm. pada keduanya
ditemukan sisa-sisa saluran Wolfii. Pada kuda, panjangnya 20,0--35,0 cm dan
pada babi 7,5--11,5 cm; sisa-sisa saluran Wolfii jarang ditemukan.
4.2.6 Alat
kelamin luar
Alat
kelamin luar terbagi atas vestibulum dan vulva. Vulva terdiri dari labia
majora, labia minora, commisura dorsalis dan ventralis, serta klitoris.
Pertemuan antara vagina dan vestibulum ditandai oleh muara uretra eksterna (orificium urethrae externa). Pada sapi
dan babi terdapat kantong buntu disebut diverticulum
suburethrae yang terletak pada bagian bawah dari permuaraan uretra. Selama
proses partus berlangsung, vestibulum berfungsi untuk tumpuan pertautan bagi
seluruh saluran kelamin yang berkontraksi sewaktu mengeluarkan fetus.
Gambar 9. Organ kelamin luar hewan betina
Keterangan:
Ce. Serviks; V.
vagina; B. vesica urinaria; H. hymen; U. bukaan uretrae eksternal; L. labia; C. klitoris
Labia atau bibir vulva secara normal selalu dekat
berdampingan, tidak menganga, dan lubang vulva terletak tegak lurus terhadap
lantai pelvis. Labia minora adalah bibir yang lebih kecil dengan jaringan ikat
di dalamnya dan mengandung kelenjar Sebaceous.
Antara celah vulva dan anus terdapat perineum yaitu kulit yang terdiri dari
jaringan ikatdan urat daging yang dapat sobek bila melahirkan anak yang terlalu
besar.
Commisura ventralis
menutupi klitoris, suatu struktur yang homolog dan mempunyai asal embriologik
yang sama dengan penis. Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang diselubungi
oleh epithel squamous bersusun dan
mengandung cukup banyak ujung-ujung syaraf sensoris.
4.3 Ringkasan
Hewan mamali betina memiliki organ
reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer yaitu ovarium,
sedangkan organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari
oviduk, uterus, serviks, vagina, dan vulva. Ovarium tertinggal di dalam cavum
abdominalis. Ia mempunyai dwi fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan
sel telur (ova) dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin
betina (estrogen dan progesteron).
Uterus terdiri dari kornu, korpus,
dan serviks. Uterus mempunyai fungsi-fungsi yang punting untuk perkembangbiakan
ternak, yaitu mempermudah pengangkutan sperma ke tuba fallopii, menghasilkan cairan yang merupakan medium yang
bersifat suspensi bagi blastocyt,
tempat pembentukan placenta dan perkembangan fetus. Fungsi lain uterus adalah
adanya hubungan kerja secara timbal balik dengan ovarium yaitu menghasilkan PGF2α yang berfungsi untuk regresi korpus luteum secara
normal.
Serviks adalah suatu struktur berupa
sphincter yang menonjol ke kaudal ke dalam vagina. Serviks berfungsi untuk
mencegah masuknya mikroorganisme atau benda-benda asing ke lumen uterus,
memungkinkan sperma memasuki uterus sehingga terjadi pembuahan, menghasilkan
cairan mucus yang keluar melalui vagina, mencegah fetus keluar, dan
memungkinkan fetus beserta selaputnya dapat keluar.
Vagina
adalah organ kelami betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak di
dalam rongga pelvis, dorsal dari vesica
urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris (tempat deposisi semen dan
menerima penis), serta sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus. Alat
kelamin luar terbagi atas vestibulum dan vulva. Vulva terdiri dari labia
majora, labia minora, commisura dorsalis dan ventralis, serta klitoris.
4.4
Latihan
1. Sebutkan
komponen organ reproduksi mamalia betina!
2. Jelaskan
fungsi oviduk
3. Sebutkan tipe
uterus pada hewan, jelaskan, dan beri contoh!
4. Jelaskan
perkembangan folikel-folikel yang ada pada ovarium!
4.5
Daftar Pustaka
Frandsond, R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi
Keempat. Penerjemah B. Srigandono dan K. Praseno. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animals. Sixth Ed. Lea and Febiger.
Philadelphia
Salisbury, G.W. dan N.L. Vandemark.
1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan pada Sapi. Diterjemahkan oleh R. Djanuar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sorensen, A.M. 1975. Animal Reproduction: Principles and
Practices. McGraw Hill Book Company. New York
Toelihere, M.R. 1995. Fisiologi Reproduksi pada Ternak.
Angkasa. Bandung
Comments
Post a Comment