PENGELOLAAN PENETASAN TELUR DENGAN MESIN TETAS
Oleh:
KKN TEMATIK UNILA PERIODE 1 TAHUN 2014
#TELUR #MESIN TETAS #PUYUH #BEBEKITIK # AYAM # PETERNAKAN
Prinsip dasar
dalam penetasan yakni mengkondisikan keadaan telur tetas seperti saat dieramkan
oleh induknya, baik berdasarkan suhu maupun pemutaran telur didalam mesin
tetas.
Mesin tetas
adalah alat yang dibuat untuk menggantikan induk mengerami telur. Tujuan
penggunaan mesin tetas yaitu menetaskan telur secara serentak dalam jumlah yang
lebih banyak.
Peralatan yang
digunakan dalam pembuatan mesin tetas sederhana, yakni:
1.
Lampu boklam, yakni
sebagai pemanas mesin tetas, jumlahnya disesuikan dengan ukuran mesin tetas dan
dirangkai dengan rangkaian seri.
2.
Termostat, yakni alat
pengatur suhu/ temperatur di dalam mesin penetasan telur otomatis.Cara
penyetelan:
·
Naikkan capsul dengan
cara memutar baut pengatur searah jarum jam, apabila temperatur didalam mesin
terlalu tinggi dari yang dikehendaki.
·
Turunkan kapsul dengan
cara memutar baut pengatur berlawanan arah jarum jam, jika temperatur didalam
mesin tetas kurang panas.
·
Setelah mencapai suhu
yang dikehendaki, kencangkan baut agar terkunci.
·
Amati kembali waktu
lampu hidup kembali sampai mati dan
lihat suhu di termometer.
3.
Termometer, digunakan
untuk mengukur suhu/ temperatur didalam mesin tetas.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan mesin tetas:
1.
Melakukan sanitasi
minimal sehari sebelum penetasan dan setelah akhir penetasan, sanitasi dapat
dilakukan dengan membersihkan mesin tetas dan peralatan mesin tetas.
2.
Melakukan fumigasi,
fumigasi dapat dilakukan 1-2 jam sebelum penetasan, fumigasi daat menggunakan
Kalium Permanganat (KMnO4) dan formalin. Hal ini dilakukan untuk
membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam mesin tetas
3.
Turning atau pemutaran
telur, dilakukan agar telur memperoleh panas merata keseluruh permukaannya.
4.
Kontrol suhu dan
kelembaban dalam mesin tetas selama proses penetasan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemlihan telur tetas:
1.
Bobot telur seragam,
hal ini dilakukan untuk mengkondisikan telur dalam temperatur yang seragam.
2.
Bentuk, ukuran dan
warna standar, sesuai dengan jenis telur
unggas yang ingin ditetaskan.
3.
Kebersihan telur dan
kondisi kerabang.
4.
Sex ratio atau
perbandingan jantan betina induk yang menghasilkan telur tetas.
5.
Umur telur, telur yang
ditetaskan adalah telur yang berumur
kurang dari seminggu.
Berikut ini
tabel perbedaan pengelolaan berdasarkan jenis telur dalam penetasan:
T. Ayam
|
T. Kalkun
|
T. Itik
|
T. Puyuh
|
|
Lama Waktu
|
21
hari
|
26 hari
|
28
hari
|
18
hari
|
Mulai Pemutaran
|
Hari
ke-3
|
Hari
ke-3
|
Hari
ke-4
|
Hari
ke-2
|
Frekuensi pemutaran
|
4—6
kali
|
3—5 kali
|
4—6
kali
|
4 kali
|
Berat Telur
|
50—65g
|
75—80g
|
65—70g
|
9—11g
|
Kelembaban
|
60—70%
|
60—70%
|
60—70%
|
60—70%
|
Hentikan pemutaran
|
Hari
ke-18
|
Hari
ke-24
|
Hari
ke-26
|
Hari
ke-16
|
Umur telur
|
Kurang dari seminggu
|
Comments
Post a Comment