PEMASARAN PRODUK USAHA (MATERI KULIAH KEWIRAUSAHAAN
PEMASARAN
drh. Purnama E.St., M.Si.
drh. Purnama E.St., M.Si.
Pemasaran adalah salah
satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.
Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting
dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi.
Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan
definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli
yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya
perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam
kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran
merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah
barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk
memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi
yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Definisi
pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia
memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan
cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan
suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
Pengertian Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak.
Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari
pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak
lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat
diartikan :
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Definisi ini
mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan
gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan
bagi pihak-pihak yang terkait.
Manajemen
pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat
fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan.
Tahap perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan
suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang
selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam
pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.
Konsep Pemasaran
Suatu
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efi menjalankan konsep
pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini
menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan
dikelola dengan cara yang labih baik.
Falsafah
konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran
ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat
dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi
kelangsungan hisup perusahaan (Swasta, 1996).
Dari
definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan
harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan
kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep
pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep
pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah
menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran
guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep
pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
Dewasa
ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan
majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada
pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep
yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat (Swasta,
1996).
Selanjutnya
akan dibahas tiga factor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran (Swasta, 1996) :
a. Orientasi konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin
menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang
akan dilayani dan dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai
sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
4.Mengadakan penelitian pada konsumen
untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku
mereka.
5.Menentukan dan melaksanakan strategi
yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang
murah atau model yang menarik.
b.
Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada
konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya
pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian
untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu
orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu
manajer pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam
perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan
kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
c.
Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk
mendapatkan profit atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan
berkembang dengan kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan
umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain
disamping laba. Dengan
menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan
dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
Pengertian Segmentasi
Pasar
Pasar
terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam banyak hal. Pasar dapat
dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar bisa diartikan
sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan
kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat
didefinisikan sebagai berikut :
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi
pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar
(segmen pasar) yang bersifat homogen (Swasta, 1996).
Segmentasi
pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk
meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar
ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya
hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa pola berbeda yang akan
muncul dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu : preferesi homogen,
preferensi yang tersebar dan preferensi terkelompok (Kotler, 1997).
Dengan
menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen-segmen pasar yang
dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat
menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat
membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang
paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar,
menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media advertensi, dan
mengatur waktu yang sebaik-baiknya.
Dalam
melakukan segmentasi pasar ini juga perlu suatu alasan yang cukup baik,
misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan adanya pasar untuk suatu
produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi pasar yang dilakukan
efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi pasar yang dilakukan
itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang mungkin perlu
untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi, diantaranya : dapat diukur,
dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta dapat
diambil tindakan.
Perusahaan
yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai segmen
dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada dua factor
penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar,
yaitu daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan
(Kotler, 1997). Setelah evaluasi dilakukan, perusahaan kemudian mengambil
keputusan seberapa banyak segmen yang akan dilayani. Pada tahap evaluasi, ada
berapa hal tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih segmen
yaitu pilihan etika atas pasar sasaran, interelasi dan segmen-super, rencana
serangan segmen per segmen dan kerjasama antarsegmen.
Pengertian dan Karakteristik Jasa
Definisi
jasa belum digunakan secara luas oleh pemasar. Ini berkaitan dengan sulitnya
diketahui batasan-batasan yang jelas antara organisasi atau unit usaha yang
menjadi bagian dari penyaluran barang dengan organisasi yang yang menawarkan
jasa.
Dengan
demikian jasa, khususnya yang menyangkut jasa pertukaran dapat didefinisikan
sebagai :
Jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible
product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran
yang saling memuaskan
(Swasta, 1996).
Unsur
penting dalam pengertian tersebut adalah bahwa jasa merupakan suatu produk yang
tidak kentara, artinya barang yang dipertukarkan dengan uang adalah suatu yang
tidak berwujud. Jasa juga merupakan produk yang tidak bisa ditimbun atau
ditumpuk dalam suatu gudang sambil menunggu penjualan. Penyaluran jasa
kebanyakannya langsung dari produsen ke konsumen.
Produk
jasa ini banyak macam dan jenisnya. Secara umum ada perbedaan antara barang dan
jasa yang dapat dilihat, misalnya, pembelian jasa dipengaruhi oleh motif dan
emosi, jasa tidak berwujud, bersifat tidak tahan lama, tidak dapat disimpan,
mementingkan unsur manusia, distribusi langsung, tidak memiliki standar dan
keseragaman serta jasa tidak terlalu mementingkan adanya peramalan permintaan.
Menurut
Alma (1992) konsep tidak berwujud pada jasa mengandung dua arti yang keduanya
merupakan tantangan bagi pemasaran, yaitu :
· sesuatu yang tidak dapat disentuh, tidak
dapat dipahami.
· Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan,
tidak mudah diformulasikan
Untuk
pemasaran jasa ini diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para pelaksana
dibandingkan dengan pemasaran barang.
Sifat – Sifat Khusus
Pemasaran Jasa
Dalam
pelaksanaan pemaaran jasa oleh pemasar, ada sifat khusus yang membedakan
pemasaran jasa dengan pemasaran barang. Sifat khusus tersebut menurut Alma
(1992) adalah sebagai berikut :
a.
Menyesuaikan dengan selera konsumen
Gejala ini ditandai dengan pasar pembeli yang
lebih dominan dalam suasana pasaran jasa. Kualitas jasa yang ditawarkan tidak
dapat dipisahkan dari mutu yang menyediakan jasa. Dalam industri dengan tingkat
hubungan yang tinggi, pengusaha harus memperhatikan hal-hal yang bersifat
internal dengan cara memelihara tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga sebaik
mungkin. Inilah yang sering disebut dengan internal marketing, yaitu
penerapan prinsip marketing terhadap pegawai dalam perusahaan.
b.
Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk.
Dalam kenyataan, makin maju suatu negara akan
semakin banyak permintaan akan jasa. Ini ada hubungannya dengan hirarki
kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan jasa. Masyarakat yang belum banyak
menggunakan jasa dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat tersebut belum
merata.
c. Pada
pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan.
Tidak ada jasa yang dapat disimpan. Jasa
diproduksi bersamaan waktunya dengan mengkonsumsi jasa tersebut.
d.
Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud sebagai pelengkapnya.
Karena jasa adalah suatu produk yang tidak
berwujud maka konsumen akan memperhatikan benda berwujud yang memberikan
pelayanan sebagai patokan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan.
e. Saluran
distribusi dalam pemasaran jasa tidak terlalu penting.
Ini disebabkan dalam pemasaran jasa perantara
tidak digunakan. Akan tetapi ada type pemasaran tertentu yang menggunakan agen
sebagai perantara.
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang dengan berbagai alasan
berhasrat untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, termasuk orang
yang kepentingan utamanya adalah pemasaran. Tidak mengherankan jika studi
tentang perilaku konsumen ini memiliki akar utama dalam bidang ekonomi dan
terlebih lagi dalam pemasaran.
Dengan
demikian, perilaku konsumen menurut Engel (1994) adalah sebagai berikut :
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Subyek
ini dapat diancangi dari beberapa prespektif, yaitu : pengaruh konsumen,
menyeluruh dan antarbudaya.
Penelitian
terhadap motivasi dan perilaku konsumen mendapat arti dalam masyarakat
komtemporer di dunia. Ada pula perspektif yang lebih menyeluruh dan memfokuskan
pada upaya studi konsumsi untuk mengerti bagaimana manusia berpikir dan
berperilaku dalam kegiatan hidup. Pemasar yang berusaha mempengaruhi perilaku konsumen
terletak pada premis konsumen adalah raja, motivasi dan perilaku konsumen dapat
dimengerti melalui penelitian, perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui
kegiatan persuasive yang menanggapi konsumen secara serius sebagai pihak yang
berkuasa dan dengan maksud tertentu serta pengaruh konsumen memiliki hasil yang
menguntungkan secara social asalkan pengamanan hokum, etika, dan moral berada
pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi (Engel, 1994).
Pengertian Citra
Konsumen
dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu bukan hanya mengharapkan sekedar barang
saja, akan tetapi ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan
citra yang terbentuk dalam dirinya. Suatu perusahaan berkepentingan untuk
memberikan informasi kepada publik agar dapat membentuk citra yang baik.
Ada
pepatah yang mengatakan bahwa citra merupakan poin awal untuk sukses dalam
pemasaran. Istilah citra atau image ini mulai popular pada tahun 1950-an
dalam konteks organisasi, perusahaan, nasional dan sebagainya.
Citra tidak dapat dibuat seperti barang dalam suatu
pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman
dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Citra yang ada pada perusahaan
terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasionalnya
yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan.
Suatu perusahaan harus mampu untuk melihat sendiri
bagaimana citra yang ditampilkan kepada masyarakat yang dilayani. Perusahaan
juga harus bisa memberikan suatu evaluasi apakah citra yang diberikan telah
sesuai dengan yang diharapkan atau jika perlu ditingkatkan lagi.
Jadi citra ini dibentuk berdasarkan impresi atau
pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga pada akhirnya
membangun suatu sikap mental. Sikap mental ini nantinya akan dipakai sebagai
pertimbangan untuk mengambil keputusan karena citra dianggap mewakili totalitas
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu.
Dengan demikian menurut Alma (1992) citra adalah :
Image is the
impression, feeling, the conception which the public has of a company, a
conditionally created impression of an object, person or organization atau
citra adalah kesan, impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik
mengenai perusahaan, mengenai suatu obyek, orang atau lembaga.
Ciri –
Ciri Pembentuk Citra
Ciri-ciri produk atau jasa yang membentuk suatu
citra berkaitan dengan unsur-unsur kegiatan pemasaran. Ciri-ciri pembentuk
citra yang sering bersinggungan dengan kegiatan pemasaran, misalnya, merek,
desain produk atau jasa, pelayanan, label dan lain sebagainya. Program yang
baik dalam suatu perencanaan dalam pengembangan produk atau jasa tidak akan
lupa untuk mencantumkan kegiatan perusahaan yang mencakup ciri pembentuk citra
untuk produk dan jasa atau perusahaannya.
Comments
Post a Comment