ANALISIS KELAYAKAN USAHA




EVALUASI KELAYAKAN USAHA PENYEDIAAN AYAM LAYER ISA BROWN PADA PETERNAKAN CAHAYA GEMILANG SEJAHTERA
(Tugas Manajemen Usaha Ternak Unggas)

Oleh
Kelompok 1
Nia Yuliyanti 1114141054




JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013


I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Ayam ras petelur merupakan satu jenis ternak unggas utama yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan konsumsi telur dalam negeri sebagian besar dipenuhi dari telur ayam ras. Telur ayam merupakan salah satu komoditas unggulan dalam bidang peternakan. Kandungan gizi yang terdapat di dalam telur ayam lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan sejenis dan harga telur  ayam pun relatif terjangkau sehingga telur  ayam banyak dikonsumsi oleh masyarakat, terutama anak-anak karena telur  ayam mengandung sumber protein, vitamin, energi, mineral dan zat gizi lainnya, selain itu telur ayam juga digunakan setiap harinya.Permintaan telur ayam selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tingginya angka konsumsi telur ayam memberi peluang yang sangat bagus untuk dijalani dan bisa mendatangkan keuntungan yang besar,  resiko usahanya pun kecil, untuk memulai usaha ini tidak membutuhkan modal yang terlalu besar, pemeliharaannya juga tidak begitu sulit,  selain itu tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak dan tidak memerlukan waktu yang begitu lama untuk setiap kali panen.

Saat ini telah banyak orang yang mendirikan usaha beternak ayam petelur, namun kurang sukses dan banyak yang merugi. Hal tersebut mungkin disebabkan saat mendirikan usaha tidak memperhatikan konsep-konsep dasar dalam membentuk usaha, membina serta mengembangkan usaha, oleh karena itu dalam upaya meningkatkan produktivitas telur maka dibuatlah suatu bidang usaha yang bergerak dibidang perunggasan terutama sebagai penyedia ayam petelur fase layer serta evaluasi kelayakan usaha untuk mengetahui apakah renana usaha yang disusun sudah layak dilaksanakan atau tidak. Penyediaan ayam petelur fase layer ini sangat membantu peternakan unggas petelur sebagai penyedia ayam siap bertelur sehingga rotasi produksi telur dapat berlangsung kontinu.

B. Rencana Usaha
Rencana usaha peternakan ini adalah penyediaan ayam petelur fase layer yakni ayam petelur yang dipelihara sejak doc sampai berumur 20 minggu kemudian dipasarkan. Jenis ayam petelur yang disediakan adalah ayam petelur strain Isa Brown. Alasan menggunakan Strain Isa Brown dikarenakan produksi telur strain Isa Brown tinggi, yaitu 300butir/ tahun. Kulit telurnya berwarna coklat dengan ukuran besar, yaitu dapat mencapai berat sekitar 60 g. Ayam betina dewasa dapat mencapai berat sekitar 2,3-3,0 kg. Bulu ayam jantan berwarna merah dengan hiasan berwarna kuning, sedangkan ayam betina berwarna merah.
Pakan yang akan digunakan adalah 521 berbebtuk crumble untuk ayam umur 0-6 minggu atau fase starter dan pakan 522 berbentuk pellet untuk ayam fase grower yakni umur 6-20 minggu.
Jumlah ternak unggas Isa Brown yang diproduksi adalah 15 ST atau 6000 ekor dengan pemeliharaan dari umur 0-20 minggu tiap satu kali produksi. Pemeliharaan menggunakan kandang beralas litter, litter kandang menggunakan sekam dengan ketebalan 10 cm.
Rencana usaha ini akan dilaksanakan selama 5 tahun dengan tiap tahunnya 2 kali produksi sehingga selama 5 tahun dilakukan 10 kali produksi. Perkandangan dan tanah menyewa dengan modal usaha berasal dari pinjaman bank sebesar 50% dengan tingkat suku bunga 2% per bulan dan modal sendiri sebesar 50%.






II. HARGA INPUT DAN OUTPUT

A.    OUTPUT
1.      Kebutuhan kandang dan  Peralatan Kandang

Nama Barang
Kapasitas (ekor)
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total Harga (Rp)
Penyusutan /thn
Total (Rp)
Sewa Kandang
6000
1
10000000
10000000
sewa
1000000
Chick F. tray
50
120
10000
1200000
10%
120000
Hang. Feeder
25
240
21800
5232000
10%
523200
Tempat minum
20
300
20400
6120000
10%
612000
Gasolek
1000
6
700000
4200000
10%
420000
Tabung Gas
3000
2
1000000
2000000
10%
200000
Chick guard
1000
6
55000
330000
10%
33000
Tower Air

2
900000
1800000
10%
180000
Selang air

1
100000
100000
30%
30000
Boklam

30
8000
240000
35%
84000
Kabel listrik

60
5000
300000
30%
90000
Tirai Plastik

1
750000
750000
20%
150000
Timbangan

1
120000
120000
20%
24000
Total/tahun (Rp)
3466200
Total per Produksi (1 tahun 2 kali Produksi)
1733100


2.      Kebutuhan Ransum



Penggunaan Ransum:

a)      Fase starter 1-6 minggu menggunakan pakan 521
b)      Fase Grower 6-20 minggu menggunakan pakan 522

Pakan
Keb Kg/15 SK
Harga (Rp)/Kg
Total (Rp)
521
6888
6850
47182800
522
34356
6900
237056400
Total/Produksi (Rp)
284239200


3.      Sanitasi, Vaksinasi dan obat obatan

Jenis
Satuan
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
DOC
ekor
6000
6000
36000000
Desinfektan
Paket
1
7000
7000
Vaksin ND
Paket
10
19200
192000
Vaksin Gumboro
Paket
10
22000
220000
Vitastress
Sachet
30
3000
90000
Vitachick
Sachet
30
2500
75000
Total (Rp)/produksi
36584000

4.      Lain lain

Lain lain
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
Sekam (Karung)
120
1000
120000
Kardus Bekas (alas litter)
70
500
35000
Total (Rp)/produksi
155000

Total Output

Rincian
Satuan
Total Harga (Rp)
A. Biaya Investasi


 Peralatan Kandang
1 set
1733100
B. Biaya Operasional


 Pakan
521 & 522
284239200
 Doc, Vaksinasi, Sanitasi & Obat
1 set
36584000
 Tenaga Kerja
Rp.400000,00 @ 4 bulan
1600000
 Transportasi

100000
C. Lain lain

155000
Total Outpul/produksi
324411300

B.     Input

Diasumsikan mortalitas 2 % sehingga,
Jumlah panen              = 6000 ekor - (6000 ekor x 2%)
 = 5880 ekor

Penerimaan
Satuan
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
Penjualan Pullet
Ekor
5880
60000
352800000
Feces + sekam
Karung
120
15000
1800000
Total penerimaan per produksi (Rp)
354600000






III. BIAYA OPERASIONAL


Biaya operasional adalah total biaya yang  dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan  usaha atau proses produksi baik secara teknis maupun non teknis selama proses produksi berlangsung.
Diasumsikan dalam 1 tahun terjadi 2 kali produksi dengan waktu produksi 20 minggu (5 bulan) per produksi dengan selang produksi berikutnya untuk sanitasi kandang 1 bulan. Adapun rincian biaya operasional dalam usaha penyediaan pullet ayam petelur umur 20 minggu ini adalah sebagai berikut:
a)   DOC
Harga per ekor DOC strain Isa Brown adalah  Rp.6000,00 per ekor, sehingga untuk pemeliharaan ternak 15 ST dibutuhkan:
Pemeliharaan 15 ST
=15  x 400 ekor
= 6000 ekor DOC
Total harga pembelian DOC
= Rp.6000,00 x 6000 ekor
=Rp.36.000.000,00

b) Pakan
Fase starter 1-6 minggu menggunakan pakan 521
Fase Grower 6-20 minggu menggunakan pakan 522

Pakan
Keb Kg/15 SK
Harga (Rp)/Kg
Total (Rp)
521
6888
6850
47182800
522
34356
6900
237056400
Total/Produksi (Rp)
284239200


c)    Tenaga Kerja
Untuk pemeliharaan 6000 ekor ayam diperlukan tenaga kerja sebanyak 1 orang dengan gaji Rp.400.000/bulan, Sehingga biaya untuk gaji pekerja yang harus dikeluarkan selama 4 bulan/periode x Rp.400.000 =  Rp.1.600.000
d)   Kandang
Biaya operasional kandang dan peralatannya disajikan dalam tabel berikut ini:
Nama Barang
Kapasitas (ekor)
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total Harga (Rp)
Penyusutan /thn
Total (Rp)
Sewa Kandang
6000
1
10000000
10000000
sewa
1000000
Chick F. tray
50
120
10000
1200000
10%
120000
Hang. Feeder
25
240
21800
5232000
10%
523200
Tempat minum
20
300
20400
6120000
10%
612000
Gasolek
1000
6
700000
4200000
10%
420000
Tabung Gas
3000
2
1000000
2000000
10%
200000
Chick guard
1000
6
55000
330000
10%
33000
Tower Air

2
900000
1800000
10%
180000
Selang air

1
100000
100000
30%
30000
Boklam

30
8000
240000
35%
84000
Kabel listrik

60
5000
300000
30%
90000
Tirai Plastik

1
750000
750000
20%
150000
Timbangan

1
120000
120000
20%
24000
Total/tahun (Rp)
3466200
Total per Produksi (1 tahun 2 kali Produksi)
1733100

e)        Transportasi
Total biaya yang digunakan untulk pengadan peralatan perkandangan dan pakan diasumsikan sebesar Rp. 100.000 per 1 kali produksi.
f)    Suku Bunga
Pinjaman bank sebesar 50 % dari output= 50% x Rp. 324.411.300,00 =Rp.162.205.650,00
Selama setahun dilakukan 2 kali produksi sehingga dengan tingkat suku bunga 2% per bulan maka besarnya pembayaran bunga tiap satu kali produksi sebesar:
= 2% x 6 bulan x Rp.162.205.650,00
= Rp. 19.464.678,00
g)   Biaya Vaksin, Multifitamin dan Desinfektan
Jenis
Satuan
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
Desinfektan
Paket
1
7000
7000
Vaksin ND
Paket
10
19200
192000
Vaksin Gumboro
Paket
10
22000
220000
Vitastress
Sachet
30
3000
90000
Vitachick
Sachet
30
2500
75000
Total (Rp)/produksi
584000

h)     Lain lain
Lain lain
Jumlah
Harga Satuan
Total (Rp)
Sekam (Karung)
120
1000
120000
Kardus Bekas (alas litter)
70
500
35000
Total (Rp)/produksi
155000

Jadi, Total Biaya Operasional  tiap 1 kali produksi pada usaha ini adalah:
= DOC + Pakan+  Tenaga Kerja + Kandang & peralatan + Transportasi + Suku Bunga+ Biaya Vaksin, Multifitamin dan Desinfektan + lain lain
= Rp.36.000.000,00 + Rp. 284.239.200,00 + Rp.1.600.000,00 + Rp.1.733.100,00 + Rp. 100.000,00 + Rp. 19.284.678,00 + Rp. 584.000,00 + Rp.155.000,00
= Rp. 343.875.978,00













IV. HASIL USAHA

Penghasilan dari usaha peternakan ini disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:
Diasumsikan mortalitas 2 % sehingga,
Jumlah panen              = 6000 ekor - (6000 ekor x 2%)
                                    = 5880 ekor
Penerimaan
Satuan
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
Penjualan Pullet
Ekor
5880
60000
352800000
Feces + sekam
Karung
120
15000
1800000
Total Input/produksi (Rp)
354600000

Rincian
Satuan
Total Harga (Rp)
A. Biaya Investasi


 Peralatan Kandang
1 set
1733100
B. Biaya Operasional


 Pakan
521 & 522
284239200
 Doc, Vaksinasi, Sanitasi & Obat
1 set
36584000
 Tenaga Kerja
Rp.400000,00 @ 4 bulan
1600000
 Transportasi

100000
C. Lain lain

155000
Total Outpul/produksi (Rp)
324411300

Peminjaman 50% X Output    = 50% x Rp. 324.411.300,00 = Rp.162.205.650,00
Suku bunga / produksi            = 2% x 6 bulan x Rp.162.205.650,00
= Rp. 19.464.678,00
Keuntungan kotor                = Rp. 354.600.000,00 – Rp. 324.411.300,00
                                                = Rp. 30.188.700,00
Keuntungan bersih   = Keuntungan kotor –  Suku Bunga
                                    = Rp. 30.188.700,00 – Rp. 19.464.678,00
                                    = Rp. 10.724.022,00

Pelaksanaan usaha selama 5 tahun, tiap tahun memproduksi 2 kali, sehingga jumlah produksi selama 5 tahun adalah  5 x 2 = 10 kali Produksi.
Pendapatan selama 5 tahun = 10 kali x Rp. 10.724.022,00 = Rp. 107.240.220,00
Keuntungan bersih 5 tahun     = Pendapatan  – Peminjaman Bank
                                                = Rp. 107.240.220,00–Rp. Rp.162.205.650,00
                                                = Rp.- 54 965.430,00
























                                           V. EVALUASI USAHA                

A. Kriteria Discounted
Kriteria Discounted mengacu pada apa yang akan diperoleh dikemudian hari dan berapa nilainya sekarang.
1.      Benefit per Cost
 Kelayakan usaha ini didasarkan pada keuntungan dan biaya dengan ukuran tingkat suku bunga yang berlaku. Bila nilai B/C bernilai > 1 maka usaha layak untuk diteruskan. Bila B/C ratio bernilai = 1 maka akan tercapai break event point artinya usaha layak untuk dapat diteruskan atau tidak diteruskan. Tetapi B/C ratio bernilai < 1 maka usaha tidak layak untuk diteruskan, karena hanya akan mendatangkan kerugian.
Rumus B/C ratio =  Keuntungan/ Total Biaya dengan tingkat suku bunga
= Rp. 10.724.022,00 / Rp.343.875.978,00
=  0,311857259
Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diketahui bahwa nilai B/C ratio < 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini TIDAK layak untuk diteruskan karena hanya akan mendatangkan kerugian.

2.      Profit Rate
Profit rate adalah keuntungan absolut yang diperoleh dari selisih total penerimaan (Revenue) dengan total Cost. Bila nilai yang diperoleh positif maka investasi diteruskan, sedangkan bila negatif maka investasi ditolak.
∏               = TR – TC
= Rp. 354.600.000,00 – Rp. 324.411.300,00
= Rp. 30.188.700,00
Berdasarkan perhitungan Profit rate dihasilkan nilai positif (+) sehingga investasi DITERIMA.

B.      Kriteria Undisconted
1.      Margin Efficiyency Capital (MEC)
Margin Efficiyency Capital (MEC) merupakan perbandingan antara keuntungan yang diharapkan dengan tingkat bunga yang berlaku. Berdasarkan data maka MEC dapat dihitung sebagai berikut:
%Keuntungan                         = (Rp.10.724.022,00/ Rp.321.411.300,00) × 100 %
                                                = 3,305687%
%Tingkat bunga/produksi       = 2% X 6 bulan = 12%
MEC                                       = %keuntungan/%tingkat suku bunga
                                                = 3,305687% / 12%    = 0,2754739
Dari perhitungan dapat diketahui nilai MEC < 1, maka investasi  TIDAK dapat diteruskan.

2.      Ranking by Infestion
Ranking by Infestion merupakan selisih antara keuntungan kotor dengan biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Berdasarkan data diatas maka Ranking by Infestion (RBI) dapat  diketahui sebagai berikut:
RBI                 =  Rp. 354.600.000,00 – Rp. 321.411.300,00
= Rp. 30.188.700,00

3.       Pay Back Periode
Pay Back Periode merupakan waktu pelunasan investasi oleh net benefit per periode produksi. Berdasarkan data diatas maka. Diketahui besarnya Pay Back Periode adalah   = Peminjaman bank/penghasilan bersih
= Rp.162.205.650,00/Rp. 10.724.022,00
= 15
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa Pay Back Periode untuk pelunasan investasi oleh net benefit adalah 15 kali produksi atau 7,5 tahun usaha, sehingga bila jangka waktu usaha 5 tahun belum dapat melunasi seluruh pinjaman bank.

4.      Penerimaan Impas (Break Even Point)
Suatu alat pengukur usaha dimana pada suatu titik waktu tertentu terdapat keseimbangan antara biaya usaha keseluruhan dengan penerimaan usaha.
Diketahui    C  = Rp. 324.411.300,00
I      = Rp. 354.600.000,00
V    = Biaya operasional
PI        = C : (I-V/I)
Rp. 324.411.300,00/ (1 (Rp. 343.875.978,00/ Rp. 354.600.000,00))
= Rp. 324.411.300,00/ (1 0,9697574)
= Rp. 324.411.300,00/ 0,0302426
= Rp. 10.726.968.574,00
Jadi total  penerimaan yang harus diperoleh sampai mencapai titik impas adalah Rp. 10.726.968.574,00



VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil asumsi dan perhitungan analisis usaha, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Analisis berdasarkan kriteria Discounted diperoleh nilai B/C ratio < 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini tidak layak untuk diteruskan karena hanya akan mendatangkan kerugian sedangkan Profit rate dihasilkan nilai positif (+) sehingga investasi diterima.
2.      Analisis berdasarkan kriteria Undiscounted diperoleh diketahui nilai MEC < 1, maka investasi  TIDAK dapat diteruskan, nilai Ranking by Infestion positif artinya investasi diterima, Pay Back Periode untuk pelunasan investasi oleh net benefit adalah 15 kali produksi atau 7,5 tahun usaha, Break Even Point atau penerimaan yang harus diperoleh sampai mencapai titik impas adalah Rp. 10.726.968.574,00

3.      Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha baik pada kriteria Discounted maupun Undiscounted maka apabila usaha ini mengandalkan 50% modal pada pinjaman di bank dengan bunga 2% per bulan maka usaha tidak layak diteruskan. Namun apabila tidak memperhitungkan tingka bunga atau modal sendiri maka usaha ini layak diteruskan karena cukup menguntungkan.

Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS

PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK