ORGANISASI SOSIAL


ORGANISASI  SOSIAL
(Laporan Sosiologi Pertanian)




Oleh :

Nia Yuliyanti  (1114141054)


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERITAS LAMPUNG
2012
BAB 1 PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial, yang artinya hidup bermasyarakat dan membutuhkan orang lain untuk hidup. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun mengapa harus hidup bermasyarakat? Seperti diketahui manusia pertama, Adam, telah ditakdirkan hidup dengan manusia lain, yaitu istrinya yang bernama Hawa. Memang apabila manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan, dia tidak akan bisa hidup sendiri. Seekor anak ayam tanpa induknya pasti mampu mencari makan sendiri. Namun manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi, misalnya, harus diajar makan, berjalan, bermain-main, dan lain sebagainya. Jadi sejak lahir, manusia berhubungan dengan manusia lainnya.

Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan tadi. Reaksi tersebutlah yang menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah luas. misalnya kalau seseorang menyanyi, dia memerlukan reaksi, entah yang berwujud pujian atau celaan yang kemudian merupakan dorongan bagi tindakan-tindakan orang lain. Sejak lahir, manusia sudah dikarunia 2 hasrat atau keinginan pokok, yaitu :

Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (yaitu masyarakat) dan Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut di atas, manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya.

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Tentunya manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk memenuhi tujuan itu, manusia melakukan berbagai macam cara. Salah satunya adalah membentuk organisasi-organisasi. Di sekitar kita terdapat banyak sekali organisasi, baik itu organisasi resmi maupun organisasi sosial. Berbagai macam organisasi itu dibentuk tentunya untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.

Keberadaan organisasi sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam  masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization menghasilkan lembaga sosial.

B.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman terhadap pembaca atau orang lain mengenai organisasi terutama organisasi sosial yang menjadi studi kasus dari penulis.

C.    Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, maka kami merumuskan dan mengambil suatu objek dari organisasi sosial ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
  • Apa pengertian dari Organisasi Sosial?
  • Bagaimana proses pembentukan Organisasi Sosial?
  • Apa ciri-ciri Organisasi Sosial?
  • Apa alasan berorganisasi?
  • Apa saja tipe-tipe organisasi?
  •  Struktur Organisasi?




BAB II ISI

A.    Pengertian Organisasi Sosial

Secara  sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya. Berikut ini adalah pengertian dan definisi organisasi menurut beberapa ahli :
Ø  ROSENZWEIG
Organisasi dapat dipandang sebagai :
a)      Sistem sosial, yaitu orang-orang dalam kelompok
b)      Integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama
c)      Orang-orang yang berorientasi atau berpedoman pada tujuan bersama

Ø  MATTHIAS AROEF
Suatu organisasi terjadi apabila sekelompok orang bekerja bersama sama untuk mencapai tujuannya.

Ø  PFIFFNE dan SHERWOOD
Organisasi sebagai suatu pola dari cara-cara dalam mana sejumlah orang yang saling berhubungan, bertemu muka, secara intim dan terkait dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya secara sadar, menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis.

Ø  BAKKE
Organisasi merupakan  sebuah sistem yang kontinue dari penggunaan, pemindahan aktivitas-aktivitas manusia yang dibebankan dan dikoordinasikan, sehingga membentuk suatu kumpulan tertentu yang terdiri dari manusia, material, kapital, gagasan, dan sumber daya alam ke dalam suatu keseluruhan pemecahan persoalan
Ø  ALLEN
Organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang maupun tanggung jawab dan menetapkan hubungan - hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.


B.     Proses Pembentukan Organisasi Sosial

Pada dasarnya, pembentukan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya, manusia harus bekerjasama dengan orang lain. Kerja sama dalam suatu kesatuan sistem yang teratur akan terwujud setelah diorganisasi atau dibentuk organisasi. Pembentukan organisasi diawali oleh persekutuan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan bekerja sama dan didasarkan atas persamaan profesi, kepentingan, visi, dan misi. Organisasi ini nantinya berfungsi sebagai tempat untuk menampung aspirasi dari para anggota dansebagai alat untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, setiap organisasi mempunyai orang-orang yang memenuhi syarat untuk menduduki struktur organisasi tersebut. Selain itu, disusunlah anggaran dasar dan  anggaran rumah tangga dari organisasi tersebut, di mana di dalamnya dinyatakan secara jelas tujuan, asas, visi,misi, fungsi, kedudukan, serta hak dan kewajiban masing-masing anggota.





C.    Ciri-Ciri Organisasi Sosial
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø  Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

Ø  Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

Ø  Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.

Ø  Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
Ø  Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.

Ø  Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

Ø  Keanggotaan  formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.


D.    Alasan Berorganisasi
Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi:
Ø  Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon ” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi.
Ø  Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu: 
a)      Dapat memperbesar kemampuannya
b)      Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi.
c)      Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun.




E.     Tipe-Tipe Organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
o   Organisasi Formal / Resmi

Organisasi formal ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.

Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi.

Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Ø  Ada 3 Unsur pokok organisasi formal, yaitu :
a)      Sistem kegiatan terkoordinasi
b)      Kelompok orang
c)      Kerjasama mencapai tujuan

Ø  Tiang dasar teori organisasi formal:
a)      Pembagian kerja
b)      Proses skalar (hirarki) dan fungsional (horizontal)
c)      Struktur
d)     Rentang kendali

Ø  Ciri-Ciri Organisasi Formal
a)        Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan-jabatan.
b)        Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas-tugas; tugas-tugas organisasi disalurkan  di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi
c)        Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa seseorang diberi kewenangan untuk melakukan tugas-tugas jabatan adalah ketika ia secara sah menduduki jabatannya.
d)        Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas keputusan-keputusan bawahannya serta keputusan-keputusannya sendiri.
e)        Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
f)         Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal – yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya
g)        Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
h)        Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
i)          Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
j)          Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Ciri-ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang disebut komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara orang-orang. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan.
Ø  faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi formal adalah sebagai berikut :

a)      Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
Strategi menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para pimpinan dan bawahan. Menurut Chandler, pengubahan strategi mengakibatkan perubahan desain organisasional. Peningkatan kompleksitas menyebabkan struktur tersentralisasi menjadi tidak efisien. Perusahaan-perusahaan harus mengubah strukturnya menjadi struktur yang desentralisasi.
b)       Lingkungan yang melingkupinya
Dalam hal ini perlu dibedakan tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
·         Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau secara tiba-tiba.
·         Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi (perubahan) mungkin terjadi dalam setiap atau seluruh bidang.
·         Lingkungan bergejolak (turbulent environment), yaitu lingkungan di mana sering terjadi perubahan secara drastis.
c)      Teknologi yang digunakan
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang- barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi. Semakin kompleks teknologi, semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Perusahaan yang ingin sukses harus memiliki struktur yang sesuai dengan tingkat teknologinya.
d)     Ukuran organisasi.
Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerjanya yang sangat mempengaruhi struktur organisasi.Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih struktur yang tepat.
e)      Anggota (pegawai/karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara satuan kerja pada rancangan struktur organisasi.
Para manajer organisasi, terutama para manajer puncak, akan mempengaruhi pemilihan strategi, dan pemilihan strategi ini akan mempengaruhi tipe struktur yang digunakan dalam organisasi.
Ø  Model- model struktur organisasi Formal
·         Model tradisional
·          Dirancang terutama untuk lingkungan yang stabil dan pengubahan yang terjadi di dalamnya dapat diperkirakan.
·          Cenderung tidak efisien dalam lingkungan yang sangat bergejolak.
·           
Ø  Model hubungan manusiawi
Dalam model ini juga diterima konsep speialisasi, rutinitas, dan pemisahan perencanaan dari pelaksanaan sebagai ciri utama organisasi yang efektif. Model ini secara eksplisit mengakui bahwa orang tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posisi menurut struktur formalnya. Hal ini mengandung perhatian manajemen akan adanya ”struktur informal” yang ada di seluruh elemen-elemen organisasi. Model hubungan manusiawi lebih mengusulkan bermacam-macam penyesuaian, teknik-teknik, dan perilaku-perilaku struktur offline.
Ø  Model sumber daya manusia
Implikasi model sumber daya manusia pada struktur organisasi, walaupun abstrak adalah jelas. Model ini berpendapat bahwa pada hakekatnya manusia mempunyai kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan pengendalian diri lebih kreatif dari pada pekerjaannya sekarang, dan bahwa tugas manajer adalah menciptakan suatu lingkungan di mana mereka dapat meningkatkan sumbangan kapasitasnya pada organisasi. Konsep model sumber daya manusia mencoba memaksimumkan fleksibilitas baik di dalam maupun di antara posisi – posisi yang berinteraksi
Ø  Unsur – unsur struktur organisasi

a)       Spesialisasi kegiatan
b)      Standarisasi kegiatan
c)      Koordinasi kegiatan
d)     Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
e)      Ukuran satuan kerja

Ø  Dimensi- dimensi dasar struktur organisasi formal

a)      Pembagian kerja,
·          Relatif dapat menurunkan keterlibatan kerja, maupun kerja karyawanMenimbulkan kebosanan karena pekerjaan menjadi monoton
·           Mengakibatkan tingkat komitmen karyawan lebih rendah dan kehilangan motivasi.
·          Dapat mempengaruhi tingkat prestasi organisasi.
b)      Wewenang
·          Hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu.
c)      Kekuasaan
·          Kemampuan untuk melakukan hak yang terjadi dalam wewenang
d)     Tanggung jawab
·          Kewajiban untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi atau kewajiban seorang bawahan yang diberi tugas atasannya untuk melakukan sesuatu yang diinginkan atasan tersebut.
e)      Rentang kendali
·          Berapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer.
f)       Struktur tall
·          Mempunyai rentang kendali sedikit / sempit
·          Hanya sedikit jumlah karyawan yang berada di bawah kendali seorang atasan sehingga memungkinkan pengawasan dan disiplin yang ketat
·          Diterapkan dalam struktur klasik
g)      Struktur flat
·          Mempunyai rentang kendali melebar / banyak dalam hal rentang kendali dan tingkatan manajemen.
h)      Hubungan lini dan staff
i)        Komunikasi dalam organisasi
j)        Sentralisasi dan desentralisasi
·          Sentralisasi wewenang terjadi bila wewenang dipegang atau dipusatkan pada seseorang atau beberapa orang. Desentralisasi wewenang terjadi bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organisasi.

k)      Rantai wewenang scalar
·          Berhubungan dengan jumlah tingkatan dalam suatu organisasi dan secara otomatis ada kapan saja seorang individu dijadikan bawahan pada seorang atasan. Untuk membedakan tingkatan wewenang dalam organisasi adalah semakin tinggi tingkatan semakin besar wewenang.
l)        Kesatuan perintah
·          Bertujuan untuk memudahkan koordinasi.

o   Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
  • Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
  • Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar, maupun tidak sadar. Kerapkali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan-hubungan antara para anggota, bahkan tujuan-tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
o   Contoh Organisasi Informal :
a)      Arisan ibu-ibu
b)      Orang-orang di kendaraan umum
c)      Sekumpulan penonton yang menyaksikan sepak bola


F.     Organisasi Berdasarkan Sasaran Pokok Mereka

Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:
a)         Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations),
yaituorganisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
b)        Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
c)         Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
d)     Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)
e)      Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)
f)       Organisasi-organisasi sosial (social organizations)




BAB III PEMBAHASAN


Contoh Organisasi Sosial

A.            Formal

OSIS, merupakan organisasi kesiswaan di sekolah Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah:
Masing-masing mempunyai pengertian:
a)organisasi merupakan bentuk kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama,yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
b)Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
c)Intra adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasisiswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
d)Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secaraberjenjang dan bersinambungan

Secara Organisasi OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidakmempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadibagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.

Secara fungsional dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaankesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu :Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala.

Secara SistemApabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupanberkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini OSISdipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalamupaya menciptakan suatu organisasi yang mengadakan koordinasi dalam upayamenciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.

Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem organisasi ditandai beberapa ciri pokok:
o    berorientasi pada tujuan.
o    memiliki susunan kehidupan kelompok
o    memiliki sejumlah peranan.
o    terkoordinasi dan
o    berkelanjutan dalam waktu tertentu.


B.     Informal
Ø  Contoh Organisasi Informal Primer adalah Pengajian
Indonesia sebagaian besar berpenduduk muslim. Dalam kesehariannya, mudah sekali ditemui kegiatan masyarakat berupa pengajian, yang kemudian dilakukan secara berkesinambungan. Pengajian seringkali didapat pada kumpulan masyarakat di kota ataupun desa seperti di perumahan, desa, bahkan di kantor. Bentuk pengajian ini didasari akan kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan rohani dan batin, walaupun tidak ada bentuk kompensasi yang diterima berupa imbalan, gaji, ataupun sekedar dalam bentuk materi secara nyata, ternyata acara ini cukup diminati dan dihadiri oleh pesertanya. Pengajian dapat dikatakan organisasi apabila kegiatan tersebut berkelanjutan dengan diorganisir dan memiliki tujuan yang sama dari anggotanya. Lokasi pengajian dapat dilakukan secara bergiliran pada anggotanya, begitu pula dengan penceramahnya, sesuai dengan kesepakatan anggota. Walaupun acara ini berintikan pengajian, terkadang di akhir acara para pesertanya melakukan sharing (tukar pikiran), ramah tamah, maupun sekedar berbincang-bincang antar sesama anggota yang berpotensi dari tema-tema yang diobrolkan tersebut dapat dibentuk kegiatan formal, seperti perencanaan gotong royong.
Ø  Contoh Organisasi Informal Sekunder
Arisan merupakan salah satu contoh organisasi informal sekunder. Warga Indonesia memiliki kebiasaan berkumpul dan membicarakan seputar kegiatan sehari-hari atau sekedar obrolan ringan yang lebih sering disebut ngerumpi atau ngobrol. Dari kebiasaan itu, kemudian lebih dibentuk sebuah kegiatan informal yang berkesinambungan seperti Arisan.
Arisan merupakan kegiatan berkumpul dengan melakukan iuran rutin tiap pertemuan, yang nantinya di setiap pertemuan dilakukan pengocokan (undian) yang disepakati nominalnya dalam forum sebagai bentuk kompensasi atas kehadiran anggotanya. Kompensasi yang diberikan tiap pertemuan dibatasi, dengan tujuan memberikan motivasi pada anggota lainnya untuk hadir kembali pada pertemuan selanjutnya. Bagi yang memperoleh undian, diwajibkan untuk tetap hadir pada pertemuan berikutnya dengan tujuan menyelasaikan iuran wajib tiap pertemuan hingga seluruh anggota mendapatkan undian. Disamping itu pertemuan ini dititikberatkan sebagai ajang silaturahmi.
Arisan merupakan forum hiburan dari kebiasaan masyrakat yang melakukan ngerumpi atau ngobrol yang hampir pernah dilakukan oleh seluruh orang. Forum ini pun diadakan secara bergilir sesuai dengan kesepakatan anggotanya. Arisan bisa di katakan sebagai organisasi informal karena organisasi ini terbentuk karena tidak adanya unsur di sengaja antara para pelakunya. Sebab organisasi ini di bentuk karena adanya rasa ketidakpuasan antara para pelaku dengan lingkungan sekitar.

BAB IV KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan isi dan pembahasan laporan ini adalah sebagai berikut:
1.      Organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik.

2.      Ciri-ciri organisasi:
o    Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
o    Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
o    Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
o    Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
o    Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas.
o    Memiliki identitas yang jelas.
o    Keanggotaan  formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

3.              Pembentukan Organisasi sosial diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.

4.              Alasan berorganisasi ada 2 hal yakni alasan sosial, dimana manusia sebagai makhluk sosial dan alasan materi.

5.              Tipe-Tipe Organisasi, Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal
o   Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Contoh: OSIS
o   Organisasi informal, keanggotaan pada organisasi- dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh: Arisan

6.      Organisasi Berdasarkan Sasaran Pokok dibagi menjadi:
o   Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations).
o   Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations.
o   Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
o   Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations)
o   Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations)
o   Organisasi-organisasi sosial (social organizations)


                                      

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
                        Persada.
Konziank, Sari. Modul Pengantar Sosiologi“organisasisosial”. Pusat Pengembangan  Bahan Ajar: Universitas Mercu Buana.
              Diakses pada 26 April 2012, pukul 0:02 WIB
               Diakses pada 26 April 2012, pukul 1:15 WIB





Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS

PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK