KUALITAS KARKAS UNGGAS


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Karkas unggas adalah bagian tubuh hasil pemotongan setelah dikurangi darah, kepala, kedua kaki pada bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, saluran pencernaan, usus, jantung, tenggorokan, paru-paru, limpa, dan hati sedangkan ginjal sering dimasukkan sebagai karkas.  Faktor utama yang diperhatikan untuk menilai karkas yang dipasarkan adalah; bobot karkas, potongan karkas yang dapat dijual (cutability) dan kualitas daging.

Pada dasarnya, kualitas karkas adalah nilai karkas yang dihasilkan oleh ternak relatif terhadap suatu kondisi pemasaran. Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan termasuk bahan aditif (hormon, antibiotik atau mineral), dan stress. Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging antara lain meliputi metode pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas dan daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon dan antibiotik, metode penyimpanan dan preservasi, macam otot daging dan lokasi pada suatu otot daging.

Pengetahuan tentang kualitas karkas dan bagian potongan-potongan karkas sangat penting, tentunya didalam proses pemasaran dan konsumsi oleh konsumen. Oleh karena itu disusunlah makalah ini untuk menetahui bagaimana kualitas karkas yang bagik serta bagian-bagian tubuh unggas mana saja yang termasuk didalam karkas.


1.2  Tujuan

Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui:
a)      Kualitas dan faktor yang mempengaruhi kualitas karkas pada unggas
b)      Bagian-bagian potongan karkas pada unggas

BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Karkas

Yang dimaksud dengan karkas adalah bagian dari tubuh unggas tanpa darah, bulu, leher, kepala, kaki dan organ dalam. Bentuk pemotongan ayam pedaging untuk dipasarkan ada dua macam, yaitu New York Dressed, 10% hilang dari bobot tubuh dan “Ready to Cock”, 25%  hilang dari bobot tubuh. Karkas terdiri dari komponennya yaitu otot, tulang, lemak dan kulit.

2.2 Tahap-tahap Mendapatkan Karkas

Karkas unggas khususnya ayam merupakan bentuk komoditi yang paling banyak dan umum diperdagangkan. Karkas ayam adalah produk keluaran proses pemotongan, biasanya dihasilkan setelah melalui tahap inspeksi antemortem, penyembelihan, penuntasan darah, penyeduhan, pencabutan bulu dan dressing (pemotongan kaki, pengambilan jeroan, dan pencucian).  Karkas ayam merupakan bentuk keseluruhan ayam potong tanpa bulu, kepala, kaki dan jeroan.

a. Inspeksi Ante Mortem                                                                    
Inspeksi ante mortem pada ayam hidup bertujuan untuk memeriksa kesehatan ayam. Hanya ayam yang benar-benar sehat yang dipilih sebagai ayam potong.


b. Penyembelihan
Terdapat beberapa cara penyembelihan mulai dari cara pemenggalan leher yang sederhana sampai metode kosher yang dimodifikasi cara modern. Cara kosher dengan memotong pembuluh darah, jalan makanan, dan jalan nafas. Sedangkan cara modified kosher dengan memotong hanya pembuluh darah (dipingsankan terlebih dahulu), serta cara Islam yaitu dengan pemutusan saluran darah (vena dan arteri), kerongkongan dan tenggorokan, hewan harus sehat, tidak boleh dibius dan yang memotong orang Islam.

c. Penuntasan Darah
Penuntasan darah harus dilakukan dengan sempurna karena dapat mempengaruhi mutu daging unggas. Penuntasan darah yang kurang sempurna menyebabkan karkas akan berwarna merah di bagian leher, bahu, sayap dan pori-pori kulit dimana selama penyimpanan akan terjadi perubahan warna. Penuntasan darah pada pemotongan unggas yang modern dilakukan dengan cara unggas yang akan disembelih digantung.

d. Penyeduhan
Penyeduhan atau perendaman dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan proses pencabutan bulu pada tahap berikutnya karena kolagen yang mengikat bulu sudah terkoagulasi.  Suhu air perendaman yang terlalu tinggi, waktu perendaman terlalu lama dan cara pencabutan bulu unggas akan mempengaruhi keempukan daging. Umumnya suhu air perendaman yang digunakan 54,5°C selama 60 - 120 menit.

e. Pencabutan Bulu
Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan bulu seperti rambut.  Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua arah, yaitu depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu rambut umumnya dilakukan dengan metoda wax picking, yaitu dengan pelapisan lilin. Metode pelapisan lilin dilakukan pada unggas yang telah mengalami penyeduhan, dilapisi lilin dengan cara merendamnya dalam cairan lilin. Setelah cukup terlapisi unggas diangkat dan dikeringkan sehingga lapisan lilin menjadi mengeras padat. Dengan demikian bulu-bulu yang ada pada karkas akan ikut terlepas bila lapisan lilin yang telah mengeras dilepaskan.

f. Dressing
Tahap dressing meliputi pemotongan kaki, pengambilan jeroan dan pencucian.  Pengambilan jeroan dilakukan dengan cara memasukkan tangan ke dalam rongga perut dan menarik seluruh isi perut keluar. Pencucian bertujuan untuk membersihkan karkas unggas dari kotoran yang masih tertinggal di bagian dalam dan permukaan karkas.

2.3 . Komponen Karkas

a. Otot
Komponen karkas yang paling mahal adalah otot. Bagian terbesar otot terdapat di bagian dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk membandingkan kualitas daging pada broiler.  Fungsi otot yang utama bagi tubuh unggas adalah untuk menggerakkan tubuh, menutupi tulang dan membentuk tubuh.  Otot pada dada ayam berwarna lebih terang, sedangkan otot pahanya berwarna lebih gelap yang disebabkan ayam lebih banyak berjalan dari pada terbang, sehingga menyebabkan pigmen mioglobin terdapat lebih banyak pada otot paha.

b. Lemak
Lemak mempunyai tiga tipe, yaitu (1) lemak bawah kulit (subcutan), (2) lemak perut bagian bawah (abdominal), dan (3) lemak dalam otot (intramuscular). Persentase lemak abdominal pada ayam lebih tinggi dari pada ayam jantan, dan bobotnya semakin bertambah dengan meningkatnya umur.  Kandungan lemak subkutan dipengaruhi oleh umur.  Lemak subkutan meningkat dari 13,25% pada umur 3 minggu menjadi 33,87% pada umur 9 minggu.

c. Tulang
Sistem pertulangan pada unggas berbeda dengan pertulangan pada mamalia. Tulang unggas ringan tetapi kuat dan kompak, karena mengandung garam kalsium yang sangat padat. Umumnya tulang-tulang yang panjang membengkok, yang membuat tulang menjadi ringan, dan tulang-tulang tersebut bergabung bersama-sama membentuk susunan yang kokoh yang juga merupakan tempat bertautnya daging. Tulang disamping merupakan kerangka bagi tubuh dan tempat bertautnya daging, juga berfungsi melindungi organ tubuh dan sum-sum tulang.

d)  Kulit
Kulit unggas berfungsi melindungi permukaan tubuh. Kulit mempunyai kelenjar minyak atau “oil gland” yang terdapat pada pangkal ekor. Kulit terdiri atas dua lapis, lapisan luar disebut epidermis dan bagian dalam disebut dermis. Paruh dan kuku serta kulit pada kaki serta bulu terdiri atas epidermis.  Jengger dan daun telinga ditutupi epidermis. 

2.4  Struktur dan Komposisi Jaringan Karkas

a)      Struktur Jaringan Otot  Daging Unggas
Struktur otot daging dari hewan mamalia dan unggas pada umumnya sama, yang membedakan pada daging unggas serat daging pendek dan lunak serta jaringan ikat bersifat lebih tipis. Struktur otot daging terdiri dari serat-serat daging, lemak dan jaringan ikat.

b)      Komposisi Jaringan
Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa daging ayam merupakan sumber protein tertinggi.  Disamping itu bila ditinjau dari aspek gizinya, daging ayam merupakan bahan pangan yang berkualitas tinggi. Daging ayam merupakan sumber protein berkualitas tinggi dan vitamin B kompleks, dan sumber yang baik dan penting dari asam lemak dan asam amino essensial serta merupakan sumber mineral yang cukup lengkap.  Selain itu serabut-serabut dagingnya empuk dan mudah dikunyah, mudah dicerna dan memiliki potensi rasa yang khas yang umumnya disukai.

Tabel 1. Komposisi jaringan daging
Jenis daging
Persen dari berat karkas
protein
air
lemak
abu
Ayam
- daging merah
- daging putih

20,6
23,4

73,7
73,7

4,7
1,9

1,0
1,0
Itik
10,9
52,7
35,8
0,4
Sapi
18,2
63,0
18,0
0,1
Domba
15,7
55,8
27,7
0,1
Babi
11,9
68,0
45,0
0,6

Sebagai bahan pangan, daging unggas tersusun atas komponen-komponen bahan pangan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air, mineral dan pigmen. Kadar masing-masing komponen tersebut berbeda-beda besarnya tergantung kepada jenis atau ras, umur, dan jenis kelamin unggas. Sebagai perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.

Table 2. Komposisi asam lemak dari beberapa jenis daging unggas
Jenis unggas
Asam lemak jenuh (%)
Asam lemak tak jenuh
asam oleat
asam linoleat
asam linolenat
asam arach
Ayam
28 – 31
47 - 57
14 – 57
0,7 - 1,0
0,3 - 0,5
Kalkun
28 – 33
39 - 52
13 – 31
0,8 - 1,3
0,2 - 0,7
Itik
87
42
24
1,4
0,2
Angsa
30
57
8
0,4
0,05
Burung merpati
23
56
17
0,7
0,04

Daging ayam mengandung lemak relatif rendah, yang terdiri dari asam jenuh dan asam lemak tak jenuh.  Tidak seperti hewan ternak besar, kebanyakan unggas disimpan di bawah kulit, bukan didistribusikan seperti pada hewan ternak besar. Daging ayam hanya mengandung 1,3% lemak, sedangkan sayatan daging anak sapi cukup umur masing-masing 11% dan 13-30%. 

2.5 Bagian Potongan-Potongan Karkas

Potongan karkas bermacam-macam  tergantung dari selera dan daerah penjualan.
Bagian potongan karkas antara lain:

a)      Dada (breast)

b)      Paha Atas (thigh) dan Paha Bawah (drumstick)


c)     Punggung (back)


e)      Sayap


Sedangkan Potongan-potongan karkas tersebut  dapat dibedakan atas:
a)      Karkas utuh (whole karkas)

b)      Potong setengah (halves)




c)      Potong seperempat (quarters)

d)     Potong seperdelapan dan sepersembilan bagian

                                                  
e)      Karkas unggas tanpa tulang dan kulit (debane)

2.5  Standarisasi Kualitas Karkas

Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan sebagai penetuan karkas pada unggas.

Tabel.3 Standarisasi kualitas karkas menurut USDA dan SPI-NAK
Faktor
Kualitas A
Kualitas B
Kualitas C
Konformasi
Tulang dada Punggung
Kaki, dan sayap
Normal
Sedikit Lengkung
Normal
Normal
Hampir normal
Agak lengkung
Sedikit lekukan
Agak normal
Abnormal
Jelas lengkung
Besar lekukan
Abnormal
Daging
Tebal
Agak tebal pada dada dan paha
Tipis
Tulang dada
Tidak jelas
Agak jelas
Jelas terlihat
Perletakan lemak
Sesuai karkas
Cukup dada dan paha
Kurang menutup dada
Bulu halus
Hampir tidak ada
Sedikit tersebar
tersebar


Tabel 4. Persyaratan tingkatan mutu fisik karkas (SNI 3924:2009)

Faktor mutu
Tingkatan mutu
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Konformasi
Sempurna
Ada sedikit kelainan pada tulang dada atau paha
Ada kelainan pada tulang dada dan paha
Perdagingan
Tebal
Sedang
Tipis
Keutuhan
Utuh
Tulang utuh, kulit sobek
sedikit, tetapi tidak pada bagian dada
Tulang ada yang patah, ujung sayap terlepas ada kulit yang sobek pada
bagian dada
Perubahan
warna
Bebas dari memar atau “freeze burn”
Ada memar sedikit tetapi tidak pada bagian dada dan tidak “freeze burn”
Ada memar sedikit tetapi tidak ada “freeze burn”
Kebersihan
Bebas dari bulu tunas (pin
feather)
Ada bulu tunas sedikit
yang menyebar, tetapi
tidak pada bagian dada
Ada bulu tunas


Tabel 5. Syarat mutu mikrobiologis (SNI 3924:2009)
Jenis
Satuan
Persyaratan
Total Plate Count
Coliform
Staphylococcus aureus
Salmonella sp
Escherichia coli
Campylobacter sp
cfu/g
cfu /g
cfu/g
per 25 g
cfu/g
per 25 g
maksimum 1 x 106
maksimum 1 x 102
maksimum 1 x 102
negatif
maksimum 1 x 101
negatif

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Karkas


Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh factor sebelum dan setelah pemotongan.  Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain: genetic, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan termasuk bahan aditif (hormon, antibiotic atau mineral) dan stress.  Faktor setelah pemotongan meliputi  pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas dan daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormone dan antibiotic, lemak intramuskuler atau marbling, metode penyimpanan dan preservasi, macam otot daging dan lokasi pada suatu otot daging.
a)      Faktor Genetik . Didalam bangsa ternak yang sama, komposisi karkas dapat berbeda. Bangsa ternak dapat menghasilkan karkas dengan karasteristiknya sendiri. Perbedaan komposisi tubuh dan karkas diantaranya bangsa ternak, terutama disebabkan perbedaan ukuran tubuh dewasa atau perbedaan berat pada saat dewasa.
b)      Lingkungan. Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fisiologi dan nutrisi.
c)      Komposisi Tubuh. Umur, berat hidup dan kadar laju pertumbuhan juga mempengaruhi komposisi karkas. Proporsi tulang, otot, dan lemak sebagai komponen utama karkas dipengaruhi  oleh faktor-faktor tersebut diatas. Bila proporsi suatu variabel tinggi, maka proporsi salah satu variabel kedua/ lainnya lebih rendah.
d)     Komposisi Kimia Karkas. Terutama  terdiri dari air, protein, lemak dan abu secara proporsional dapat juga berubah, jika proporsi salah satu variabel mengalami perubahan 
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan isi dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1)      Karkas adalah bagian dari tubuh unggas tanpa darah, bulu, leher, kepala, kaki dan organ dalam
2)      Tahap-tahap yang harus dilalui untuk mendapatkan karkas adalah tahap inspeksi antemortem, penyembelihan, penuntasan darah, penyeduhan, pencabutan bulu dan dressing (pemotongan kaki, pengambilan jeroan, dan pencucian).
3)      Komponen karkas terbentuk dari otot, lemak, tulang dan kulit.
4)      Bagian potongan karkas antara lain Dada (breast), Paha Atas (thigh) dan Paha Bawah (drumstick), Leher (neck), Punggung (back), dan sayap.
5)      Penentuan Kualitas karkas beberapa sumber referensi yakni:  menurut USDA dan SPI-NAK, mutu fisik karkas (SNI 3924:2009), dan Syarat mutu mikrobiologis (SNI 3924:2009), dll
6)      Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain: genetic, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan termasuk bahan aditif (hormon, antibiotic atau mineral) dan stress.  
7)      Faktor setelah pemotongan  yang mempengaruhi kualitas karkas meliputi  pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas dan daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormone dan antibiotic, lemak intramuskuler atau marbling, metode penyimpanan dan preservasi, macam otot daging dan lokasi pada suatu otot daging.




Comments

Popular posts from this blog

KANDUNGAN NUTRISI BAHAN PAKAN UNGGAS

PROSES PEMBUATAN SUSU KENTAL MANIS

PENGOLAHAN HASIL IKUTAN TERNAK